Kementerian ESDM melaporkan realisasi anggaran pembagian alat masak listrik (AML) atau rice cooker gratis kepada masyarakat hanya Rp 176 miliar dari pagu awal Rp 322 miliar.
"Total anggaran program AML sebesar Rp 176 miliar dari pagu awal Rp 322 miliar, sisanya Rp 146 miliar menjadi sisa lebih pembiayaan anggaran atau SILPA," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI, Senin (25/3/2024).
Dalam penjelasannya, sampai dengan 18 Desember 2023, distribusi rice cooker sebanyak 342.621 rumah tangga. Angka itu hanya 68,5% target awal 500.000 penerima.
"Distribusi AML 342.621 rumah tangga 68,5% dari target awal 500.000 mencakup 36 Provinsi, 33 Kabupaten-Kota, 2.460 Kecamatan dan 13.000 Desa. Lokasi Jawa penerima 56% ini sejalan dengan sistem Jawa-Bali surplus kelistrikan," jelasnya.
Tidak tercapainya penyaluran tersebut, Jisman menyampaikan permintaan maaf langsung di depan Komisi VII DPR RI. Dia menyebut, program AML merupakan pertama kalinya dilakukan oleh Kementerian ESDM, sehingga menurutnya memerlukan persiapan yang lebih panjang.
"Kami menyampaikan permohonan maaf apabila dalam pelaksanaan prgram ini belum memenuhi harapan bapak ibu sekalian. Program ini adalah progres pertama di Kementerian ESDM sehingga perlu persiapan-persiapan yang lebih panjang, di samping keterbatasan waktu pelaksanaannya," terangnya.
Sebagai informasi, Kementerian ESDM telah mengatakan bahwa pihaknya menyetop pembagian 342 ribu alat masak listrik (AML) atau rice cooker gratis. Padahal, jumlah itu baru sekitar 68,5% dari target total sebanyak 500 ribu unit.
Jisman menjelaskan pemerintah tidak akan melanjutkan pembagian rice cooker gratis yang jumlahnya mencapai 500 ribu. Pembagian rice cooker cukup berhenti di angka 342 ribu penerima.
"Enggak semua dong (dibagikan), kan, udah ngomong di (angka) 342 ribu," ungkap Jisman di SPBU Hidrogen PLN Indonesia Power, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (21/2/2024).
(ada/ara)