Bahlil Ungkit Langkah RI Cabut dari OPEC: Saat Minyak Banyak Tidak Hilirisasi

Ilyas Fadilah - detikFinance
Kamis, 02 Mei 2024 15:15 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (Foto: Chelsea Olivia Daffa)
Jakarta -

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkit langkah Indonesia keluar dari Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) atau negara-negara produsen minyak. Menurut Bahlil, hal ini disebabkan karena Indonesia kini mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Sebagai informasi, Indonesia tercatat keluar dari OPEC pada 2008 atau 16 tahun lalu. Pada awal tahun 2016 Indonesia aktif kembali menjadi anggota OPEC, namun keluar lagi di akhir 2016.

"Kita pernah punya kekayaan minyak, masuk OPEC, sekarang kita tidak masuk OPEC. Kenapa? Karena konsumsi minyak per hari 1,5 juta barel per day. Produksi 625 ribu barel per day, impor kita 875 ribu barel per day, kita sekarang impor," katanya saat memberi kuliah umum di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kamis (2/5/2024).

Bahlil menyayangkan tidak dilakukannya hilirisasi saat minyak Indonesia masih melimpah. Ia juga menyoroti refinery dalam negeri yang dinilainya belum cukup.

"Saat minyak banyak kita tidak membangun hilirisasi. Pertanyaan saya apakah kita punya refinery yang cukup? Pertamina aja nggak punya memadai untuk memenuhi kebutuhan nasional," tuturnya.

Bahlil juga mengungkit kejayaan Indonesia yang dilimpahi komoditas kayu. Sayangnya tidak dilakukan hilirisasi sehingga Indonesia hanya mengandalkan produk mentah.

Kayu log diekspor ke luar negeri, diolah negara lain, lantas dibeli lagi oleh Indonesia dengan harga yang lebih mahal. Hingga kini tidak ada perusahaan mebel Indonesia yang masuk 10 besar perusahaan mebel terbaik dunia.

"Kita punya masa keemasan kayu di Kalimantan, Papua, Maluku, kita ekspor log semua. Begitu kayu habis, kita ekspor, nanti mebel yang kita beli dari luar negeri daang. Nilai tambahnya ada di sana. Pertanyaan saya apakah ada perusahaan mebel Indonesia yang masuk 10 besar terbaik dunia? Tidak ada," tutupnya.

Simak juga Video: Jokowi Ungkap Perang Hamas-Israel Bisa Bikin Harga Minyak Dunia Naik







(ily/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork