Prabowo Sebut RI Beralih dari Energi Fosil ke EBT, Sudah Sampai Mana?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 24 Sep 2025 10:30 WIB
Presiden Prabowo Subianto/Foto: ANTARA FOTO/FATHUR ROCHMAN
Jakarta -

Presiden Prabowo Subianto memaparkan Indonesia tengah mengembangkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) untuk menggantikan porsi bahan bakar fosil. Mulai 2026, sebagian besar pembangkit listrik di Indonesia berasal dari EBT.

Hal ini disampaikan Prabowo saat memberikan pidato pada sidang umum ke-80 Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) d New York.

"Indonesia sedang beralih secara signifikan dari pembangunan berbasis bahan bakar fosil menuju pembangunan berbasis energi terbarukan. Mulai tahun depan, sebagian besar kapasitas pembangkit listrik tambahan kami akan berasal dari energi terbarukan," ungkap Prabowo dalam pidatonya di depan pimpinan dunia, Selasa (23/9/2025) waktu setempat.

Dengan peralihan energi bersih ini, Indonesia berkomitmen ikut menghadapi perubahan iklim secara nyata, bukan hanya slogan. Selain itu, peralihan energi hijau dinilai Prabowo dapat menjadi solusi bagi ketahanan energi di Indonesia dan mengangkat derajat masyarakat dari kemiskinan.

"Tujuan kami jelas, yaitu mengangkat seluruh warga negara kami keluar dari kemiskinan dan menjadikan Indonesia sebagai pusat solusi bagi ketahanan pangan, energi, dan air," sebut Prabowo.

Pengembangan EBT di RI

Dari data Kementerian ESDM, hingga semester I-2025, Indonesia baru memanfaatkan 15,20 gigawatt (GW) potensi EBT. Padahal, potensinya mencapai 3.687 GW, mulai dari energi surya, angin, air, laut, bioenergi, panas bumi, gasifikasi batu bara, dan daur ulang sampah jadi energi.

Sementara itu, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), pada 2025 hingga 2034 direncanakan ada tambahan pembangunan pembangkit 69,5 GW. Nah dari rencana pembangunan tersebut, 61% di antaranya adalah pembangkit EBT 42,6 GW.

Indonesia juga mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan berupa biodiesel dan juga bioetanol. Yang paling maju progresnya adalah biodiesel yaitu mencampur bahan bakar minyak dengan olahan minyak kelapa sawit. Sampai saat ini Indonesia mampu membuat B40, bahan bakar campuran 40% minyak sawit dan targetnya tahun depan menyentuh B50.

Tonton juga video "Inisiatif PLN Menuju Energi Bersih: Dekarbonisasi, Penguatan EBT, dan Smart Grid" di sini:




(hal/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork