Investor ASIX Teriak Rugi Gara-gara Banyak yang FOMO?

Investor ASIX Teriak Rugi Gara-gara Banyak yang FOMO?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 11 Feb 2022 14:25 WIB
Anang Hermansyah saat ditemui di kawasan Kebon Jeruk.
Anang Hermansyah/Foto: Noel/detikFoto
Jakarta -

Harga token ASIX yang dirilis Anang Hermansyah anjlok. Harga token itu jatuh setelah disebut Bappebti belum terdaftar. Kini investor token ASIX pun teriak setelah investasinya merugi, keluhan itu mulai ramai muncul di media sosial.

Bahkan, beberapa yang mengeluh nampaknya kaget setelah investasinya merugi karena harga token ASIX anjlok. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai fenomena FOMO (fear of missing out) alias ikut-ikutan terjadi di tengah kehebohan token ASIX.

Dia menyatakan investasi di token kripto termasuk ASIX memang risikonya sangat besar. Maka dari itu, dia mengingatkan agar masyarakat harus paham terlebih dahulu soal risikonya, jangan buru-buru ikutan masuk dan menaruh dana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kelihatannya banyak yang ikut-ikutan. Harusnya sebelum masuk, investor paham ya kripto merupakan aset yang risikonya sangat tinggi. Jangan buru-buru. Apalagi kripto yang belum diakui dan diawasi oleh Bappebti," kata Bhima kepada detikcom, Jumat (11/2/2022).

Dia menyatakan memang potensi keuntungan aset kripto besar, namun risiko besar juga ada. Menurutnya, risiko besar investasi kripto adalah uang bisa hilang 100% dalam sekejap.

ADVERTISEMENT

Risiko kerugian aset kripto seperti ASIX memang lebih besar daripada portofolio investasi seperti reksa dana ataupun saham.

"Jadi jangan berharap main di kripto apalagi yang baru launching atau ICO (initial coin offering) bisa aman seperti beli reksa dana atau main saham. Uang bisa hilang 100% dalam sekejap," ungkap Bhima.

Simak juga video 'Soal Polemik Token ASIX, Ini Pesan Anang Hermansyah':

[Gambas:Video 20detik]



Bappebti harus lebih ketat. Cek halaman berikutnya.

Di sisi lain, menurutnya Bappebti sebagai lembaga pengawas aset berjangka harusnya lebih ketat melakukan pengawasan dan edukasi soal investasi aset kripto di masyarakat.

"Di sisi yang lain ada kesalahan dari Bappebti juga bagaimana kripto yang belum terdaftar sudah bisa kumpulkan dana dari masyarakat. Kan nggak ada kliringnya itu, kemudian belum tentu lolos uji keamanan juga," kata Bhima.

Media sosial diwarnai dengan keluhan investor ASIX yang mulai teriak-teriak merugi. Berbagai tangkapan layar grup-grup investasi Telegram disebar warganet di Twitter dan Facebook.

Di dalam tangkapan layar itu banyak investor ASIX yang mempertanyakan kerugian investasinya. Salah satu investor menulis dia menginvestasikan Rp 25 juta kini hanya bersisa Rp 12 juta pada token ASIX. Dia pun menyebut-nyebut nama Anang pada keluhannya di grup Telegram dan meminta uangnya dikembalikan.

"Halo tolong pak Anang saya beli Rp 25 juta sekarang tinggal Rp 12 juta. Tolong kembalikan uang saya, karena sebentar lagi puasa," tulis keluhan pada tangkapan layar grup Telegram yang banyak disebar warganet.

Nampaknya ada juga yang investor yang belum mengerti investasi kripto dan mulai membeli ASIX. Ketika harga ASIX terjun dan anjlok langsung kebingungan. Bahkan bertanya-tanya apakah ada yang error.

"Kok aku kemarin beli Rp 23 juta, uang aku sekarang jadi berkurang? Lagi error apa kenapa ya kalau boleh tahu," kata orang itu.


Hide Ads