Rusia Lagi Pikir-pikir Ekspor Migas Bayar Bisa Pakai Bitcoin

Trio Hamdani - detikFinance
Minggu, 27 Mar 2022 11:06 WIB
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Rusia sedang mempertimbangkan untuk menjual minyak dan gas (migas) ke negara lain menggunakan bitcoin. Rencana itu dilatarbelakangi oleh sanksi dari Barat yang terus meningkat.

Dihadapkan dengan sanksi dari negara-negara Barat atas invasinya ke Ukraina, Rusia sedang mempertimbangkan untuk menerima aset kripto sebagai pembayaran untuk ekspor migas.

Dalam konferensi pers yang direkam dalam video, Ketua Komite Energi Duma Rusia Pavel Zavalny mengatakan negaranya bersedia untuk lebih fleksibel terkait opsi pembayaran untuk negara-negara "bersahabat" seperti China atau Turki.

Zavalny mengatakan bahwa mata uang fiat, serta bitcoin sedang dipertimbangkan sebagai cara alternatif untuk membayar ekspor energi Rusia.

"Kami telah lama mengusulkan ke China untuk beralih ke penyelesaian dalam mata uang nasional untuk rubel dan yuan... Dengan Turki, itu akan memakai lira dan rubel," kata Zavalny disadur detikcom dari CNBC, Minggu (27/3/2022).

"Anda juga bisa memperdagangkan bitcoin," sambungnya.

Dia juga menggandakan janji Presiden Rusia Vladimir Putin untuk meminta negara-negara "tidak ramah" untuk membayar gas menggunakan rubel Rusia.

"Jika mereka ingin membeli, biarkan mereka membayar dalam mata uang keras, dan ini adalah emas untuk kami, atau membayar sesuka kami, ini adalah mata uang nasional," kata Zavalny, dalam komentar yang menggemakan peringatan presiden.

Meskipun AS telah melarang impor minyak Rusia sebagai bagian dari tanggapannya terhadap perang Moskow di Ukraina, sumber mengatakan kepada CNBC bahwa tidak mungkin Uni Eropa akan mengikutinya, mengingat ketergantungannya yang besar pada energi Rusia, sebagian untuk memanaskan rumah selama musim dingin.

"Rusia jelas ingin melakukan diversifikasi ke mata uang lain," kata Nic Carter, salah satu pendiri Coin Metrics.

Dia mengatakan bahwa Rusia telah mempersiapkan transisi semacam itu sejak 2014, ketika mulai melepaskan semua Treasurys AS.

"Tetapi negara itu tidak sepenuhnya siap untuk aset FX asing yang akan dibekukan," kata Carter, yang juga merupakan mitra pendiri Castle Island Ventures, sebuah perusahaan tahap awal yang berfokus pada kripto.

Rusia sekarang tampaknya serius untuk menjauh dari dolar. Menurut Carter, Rusia memiliki sesuatu yang dibutuhkan dunia. Negara tersebut adalah pengekspor gas alam nomor satu secara global.

Rusia berpotensi mengubah cadangan energi menjadi aset keras yang dapat digunakan di luar sistem dolar.

Simak Video 'Bertemu Cak Imin, Dubes Ukraina Berharap G20 Jadi Sarana Perdamaian':






(toy/zlf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork