Bank Sentral Amerika Serikat (AS) telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi di kisaran 4,5-4,75% di awal bulan ini. Sejalan dengan itu, data tingkat pengangguran di AS menurun jadi 3,4%. Lalu, apa dampaknya ke pasar kripto?
Chief Marketing Officer PINTU, Timothius Martin mengatakan, kenaikan suku bunga ini menunjukkan jika bank sentral mempertahankan kebijakan moneternya yang ketat. Menurutnya, investor perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan.
"Angka tersebut menunjukkan bahwa The Fed akan tetap mempertahankan sikap kebijakan moneternya dengan ketat di mana hal tersebut dapat mempengaruhi harga aset crypto dan investor tetap perlu berhati-hati dalam pengambilan keputusan," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (8/2/2023).
Pasar kripto sendiri merespons positif terhadap pengumuman suku bunga The Fed di mana bitcoin berhasil menembus angka US$ 24.000. Namun, setelah itu mengalami koreksi yang menandakan breakout yang gagal meskipun terdapat permintaan yang tinggi.
Menurutnya, bitcoin masih perlu menembus titik dukungan untuk mendapatkan konfirmasi bull run selanjutnya. Titik dukungan setidaknya ada di harga US$22,500 dan US$20,000. Sementara resistensi masih di kisaran US$ 24.000 dan US$ 25.000.
Meski demikian, dia menilai pasar kripto akan semakin besar. Sebab, sejumlah perusahaan global telah melirik kripto.
"Terlepas dari pergerakan harga crypto, potensi aset crypto dan blockchain semakin besar. Berbagai perusahaan global sudah melirik, di antaranya baru-baru ini Premier League bekerja sama dengan Sorare sebuah game crypto sepak bola fantasi, serta masih banyak lagi perusahaan lainnya. Inovasi dunia cryptocurrency tidak dapat dihentikan perkembangannya," jelasnya.
Simak Video "Nilai Transaksi Kripto RI di Tahun 2022 Alami Penurunan"
[Gambas:Video 20detik]
(acd/zlf)