Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronikal Kemenperin, Gusti Putu Suryawirawan yang ikut dalam pertemuan mengatakan, Siemens memiliki sistem untuk membangun pembangkit listrik. Nanti kalau sudah jadi membangun, maka akan ada BUMN yang mensupplai komponen pembangkit listrik tersebut.
"Mereka sudah mengembangkan sistem untuk di daerah-daerah remote area (terpencil) untuk pembangkit listrik. Dia berharap dengan adanya sistem itu, nanti ada bagian-bagian yang bisa dibikin disini, diproduksi lokal," ujar Putu, di Kemenperin, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (8/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terkait dengan proyek 35.00 MW tapi mereka menawarkan yang agak unik. Di tempat-tempat yang agak remote. Remote itu nggak ada Sutet, jadi di tempat yang nggak ada sutetnya itu mereka membuat satu sistem yang stand alone. Apakah pakai gas, atau campuran gas dan solar, tapi suatu sistem yang bisa dikembangkan nantinya oleh industri-industri kita. Jadi bisa melibatkan Barata, bisa melibatkan PT PAL, pokoknya BUMN-BUMN itu bisa dilibatkan untuk mengembangkan sistem itu," jelas Putu.
Bila Siemens jadi membangun, maka akan menggandeng BUMN seperti Barata dan lainnya supaya bisa ikut membangun berapa komponen pelengkapnya. Misalnya komponen pembangkit listrik adalah boiler dan turbin, nanti akan dilihat komponen apa yang bisa dibuat perusahaan lokal, sehingga nanti akan mensupplai pembangkit listrik tersebut.
Belum diputuskan pembangunan proyek ini di daerah mana. Akan tetapi, pemerintah ingin industri dalam negeri maju dalam pembangunan pembangkit listrik dengan memakai konten lokal misalnya hingga 75%.
Selain itu, Siemens juga ingin membangun teknologi lokomotif untuk LRT. Dengan begitu, diharapkan juga bisa bekerja sama dengan PT INKA sebagai industri pembuat kereta dalam negeri.
"Satu lagi dia juga punya teknologi untuk lokomotif, untuk LRT untuk kereta yang medium speed. Itu juga ditawarkan. Kalau bisa dibuatkan standarnya, mereka juga berharap di sini ada partner seperti PT INKA memproduksi lokomotif," kata Putu. (drk/drk)