Agus menjelaskan pada dasarnya kebutuhan susu saat ini mencapai 4 juta liter. Namun produksi dalam negeri baru mampu memenuhi 800 ribu liter.
Sehingga sampai dengan hari ini sisa kebutuhan masih dipenuhi dengan impor dari negara Amerika Serikat, Selandia Baru, dan Australia.
Apalagi, menurutnya importir lebih menyukai impor susu dibanding membeli susu lokal karena harga yang lebih terjangkau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi dengan adanya perubahan itu pasti makin jor-joran lah (impor susu) bisa sampai 5% (meningkat)," imbuh dia.
Padahal, Agus memaparkan susu yang diimpor berbentuk bubuk sehingga memiliki kualitas yang kurang dari susu segar lokal.
"Itu impor susunya bubuk itu nutrisinya berkurang lho setiap dipanasin. Kalau kita kan susu sapi segar," jelas dia. (dna/dna)