Sekjen Serikat Petani Kelapa Sawit, Mansuetus Darto mengatakan, hal ini salah satunya dipicu oleh penerapan pungutan hasil ekspor sawit oleh pemerintah lewat BPDP kelapa sawit.
"Terbukti dengan pungutan 50 US$/ton harga tandan buah segar (TBS) petani telah mengalami penurunan sekitar Rp 120-150/kg," tutur dia dalam keterangannya, Minggu (7/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pemerintah Mau Atur Harga Sawit |
Lebih lanjut ia memaparkan, penurunan harga beli TBS kelapa sawit di tingkat petani, dilakukan pengusaha dan ekpsortir untuk menutup biaya pungutan kelapa sawit. Sederhananya, para pengusaha membayar pungutan sawit dengan memotong harga beli TBS kelapa sawit dari tingkat petani.
Sementara itu, Petani Sawit anggota SPKS Tanjabar, Jambi, Vincentius Haryono mengatakan, selain adanya pungutan dana sawit, program biodiesel juga dipandang jadi salah satu penyebab jatuhnya TBS sawit di tingkat petani.
Petani, lajut Vincent, tak punya pilihan selain menjual TBS kelapa sawit mereka ke tengkulak dengan harga rendah, lantaran kalangan industri lebih senang menyerap kelapa sawit mereka sendiri untuk kebutuhan Biodiesel ketimbang menyerap kelapa sawit dari petani.
"Kami petani swadaya dirugikan, selalu menjual ke tengkulak dengan harga rendah, sementara industri biodiesel hanya memperoleh supply bahan baku dari kebun mereka sendiri," tegasnya. (dna/das)