Jurus Pemerintah Atasi Masalah Limbah Industri

Jurus Pemerintah Atasi Masalah Limbah Industri

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 18 Okt 2020 08:01 WIB
ilustrasi pabrik
Ilustrasi/Foto: shutterstock
Jakarta -

Limbah masih menjadi masalah yang terjadi di sektor industri. Masalah lingkungan ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk mengatasinya.

Kementerian Perindustrian punya strategi untuk mengatasi masalah lingkungan yang kerap dikaitkan dengan eksistensi industri.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) mengatakan, pentingnya penerapan sustainable development pada industri. Industri hijau harus jadi role model di masa depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemenperin komitmen dengan industri hijau jadi bagian dari tujuan pembangunan industri nasional sesuai UU No 3 tahun 2014 tentang Perindustrian. Karena industri Hijau merupakan icon di mana industri dalam proses produksinya menerapkan upaya efisiensi dan efektivitas pemakaian sumber daya secara berkelanjutan," katanya dalam keterangan yang diterima, Minggu (18/10/2020).

Hal itu dikatakannya dalam Seminar Nasional Teknologi Industri Hijau 3 (SNTIH3) bertema Making Indonesia 4.0:Green Technology Innovation Toward Sustainable Industry.

ADVERTISEMENT

Kegiatan secara online tersebut menghadirkan narasumber Kepala BPPI, Gubernur Provinsi Jateng, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marinves dan Dekan Malaysia Japan International Institute of Technology (MJIIT), UTM Kuala Lumpur, Malaysia.

Salah satu yang akan dijalankan pemerintah, menurutnya, melalui circular economy pada industri. Yaitu menerapkan 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Repair). Dengan begitu material mentah dapat digunakan berkali-kali dalam berbagai daur hidup produk. Sehingga ekstraksi bahan mentah dari alam bisa lebih efektif dan efisien.

"Selain itu, circular economy juga akan mengurangi limbah yang dihasilkan, karena akan diolah lagi jadi produk yang punya nilai tambah secara ekonomi," urai Doddy.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marinves, Safri Burhanuddin, mencontohkan salah satu masalah pencemaran lingkungan terjadi di Jawa Barat. Pencemaran dan kerusakan lingkungan di Sungai Citarum dua tahun lalu mengakibatkan kerugian besar terhadap kesehatan, ekonomi, sosial, ekosistem, sumber daya lingkungan dan generasi mendatang.

Soal teknologi industri 4.0, sambungnya, sangat berkontribusi dalam program pengendalian DAS Citarum. Khususnya dalam peningkatan efisiensi dan kebutuhan akurasi data.

"Kami memanfaatkan teknologi 4.0 dalam pengendalian DAS Citarum, seperti: IoT Video Analytic dan CCTV, IoT Water Quality Monitoring System guna menganalisa data kualitas air sungai serta pengembangan website Citarumharum dan membentuk Command Center PPK. Dengan dukungan itu terjadi efisiensi biaya," ucapnya.

Sedangkan Kepala BBTPPI, Ali Murtopo Simbolon, menyatakan siap mendukung pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran pada sungai Bengawan Solo. Hal lain, pihaknya juga sudah merevitalisasi IPAL IKM Batik Laweyan Solo; membuat pilot project pengolahan limbah IKM Ciu di Polokarto dan kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah guna mengatasi limbah dari IKM batik, alkohol dan usaha ternak babi.

Di samping itu, mengumpulkan data terkait kinerja IPAL untuk 15 industri yang bergerak di bidang tekstil, garmen, kecap dan saos, cat serta alkohol yang berada di sekitar wilayah Sungai Bengawan Solo. Kemudian memberikan bimtek permasalahan pengolahan limbah kepada 40 industri menengah besar ditambah 50 UKM-IKM di Solo Raya dan 110 industri lainnya di Jateng.



Simak Video " Video: Tumpukan Sampah-Bangkai Hewan di Pantai Argentina, Imbas Limbah Industri"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads