Himperra Sebut Potensi Perumahan Naik Usai Boyongan Industri ke Jateng

Himperra Sebut Potensi Perumahan Naik Usai Boyongan Industri ke Jateng

Dea Duta Aulia - detikFinance
Kamis, 09 Des 2021 17:37 WIB
Rakerda Himperra Jawa Tengah
Foto: Istimewa
Jakarta -

Rakerda Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) Jawa Tengah akhirnya kembali diselenggarakan Rabu (8/12) di MG Setos, Semarang. Rapat dengan tema 'Peningkatan Sinergi Pengembang dengan Stakeholder Perumahan Dalam Memenuhi Kebutuhan Rumah yang Berkualitas untuk Masyarakat' ini dihadiri oleh DPD Himperra dari daerah lain dan para pengembang membahas sejumlah program pembangunan sejuta rumah.

Ketua DPD Himperra Jawa Tengah (Jateng) Sugiyatno mengatakan cukup optimistis dengan potensi yang dimiliki oleh Jawa Tengah yang kini telah menjadi primadona industri.

Ia mengungkapkan tren yang tengah berkembang dengan memboyong pabrik atau usaha ke Jawa Tengah dinilai akan memberikan dampak besar terhadap perubahan di daerah tersebut. Sugiyatno juga optimis di tahun 2022 mendatang, tren pembangunan perumahan akan mengalami peningkatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahun 2020 memang cukup suram, namun tahun 2021, mulai terlihat peningkatan dan juga mencapai target. Jika ekonomi terus pulih, tahun depan pasti targetnya juga naik," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (9/12/2021).

Menurutnya, peningkatan permintaan perumahan tidak terlepas dari kebutuhan para pekerja dari industri yang pindah ke Jawa Tengah. Selain kebutuhan tempat tinggal meningkat, hal tersebut bisa memberikan dampak positif terhadap perekonomian penduduk setempat.

ADVERTISEMENT

"Saat ini Jateng menempati urutan ke-3 dalam pertumbuhan pembangunan perumahan. Dengan adanya ini (industri ke Jateng), otomatis kebutuhan rumah meningkat. Dua hingga lima tahun ke depan, Jateng bisa jadi nomor satu," jelasnya.

Menyambut prediksi tren kenaikan kebutuhan rumah khususnya di Jateng, Himperra berkomitmen untuk memenuhi standar rumah subsidi berkualitas sesuai ketetapan pemerintah. Adanya standar kualitas dan juga penetapan batas harga, membuat pengembang kesulitan bergerak.

"Harus berkualitas ini kan artinya dari teknis sampai material harus berkualitas. Spesifikasinya bagaimana sudah ditentukan pemerintah," ungkap Sugiyatno.

Sugiyatno menambahkan, untuk memenuhi pasokan listrik dan inovasi energi, pihaknya juga tidak segan untuk berkolaborasi dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Kerja sama ini bisa berupa pembangunan dapur yang lengkap dengan kompor induksi dan peralatannya.

"Kami mengharapkan support PLN tak hanya dari dukungan daya, tapi dari segi invest," kata Sugiyatno.

PLN memberikan daya lebih, sedangkan dari pihak perumahan membangunkan instalasi kompor dan alat masaknya. Hal ini diharapkan mampu mengurangi dana subsidi gas melon yang mencapai 7 triliun per tahun di Indonesia.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Selain itu, Sugiyatno menjelaskan, pihaknya juga mendorong pemerintah untuk menunjuk pengembang yang membangun standar rumah subsidi berkualitas sebagai patokan. Langkah itu bisa mempermudah para pengembang melakukan studi banding untuk membangun perumahan dengan standar yang sama.

"Tanpa memandang asosiasi, ditunjuk pengembangnya untuk menjadi standar. Satu provinsi bisa ditunjuk dua pengembang, sehingga pengembang yang lain bisa studi banding untuk membangun dengan standar yang sama," ujarnya.

Sementara itu, Commercial Director PT Superior Prima Sukses, Henrianto mengatakan, pihaknya siap untuk bersinergi dalam memenuhi material rumah berkualitas. Pasalnya selama ini, produk dari Superior Prima Sukses sudah memenuhi standar yang berlaku.

"Bata ringan Blesscon sudah memenuhi standar SNI dalam produksinya di seluruh lokasi pabrik," jelasnya.

Ia mengungkapkan, produksi Bata ringan Blesscon terdapat di tiga lokasi yakni Mojokerto, Lamongan dan Sragen, Jawa Tengah. Tiga pabrik tersebut telah dilengkapi dengan sertifikasi ISO 9001:2015 untuk jaminan mutu kualitas dalam produksinya.

Bahkan, saat ini bata ringan Blesscon telah mengantongi sertifikat Green Label sebagai bata ringan pertama yang membuktikan diri proses produksinya bertanggung jawab terhadap alam.

"Dengan adanya lokasi pabrik di jawa tengah ini mampu menekan biaya dari 15% menjadi 10% ongkos kirim bata ringan," ungkap Henrianto.

Mulai beroperasinya Line-2 di Pabrik Blesscon Sragen juga mengamankan lancarnya supply bata ringan. Saat ini total kapasitas produksi Blesscon mencapai 1.600.000 m3 bata ringan setara dengan 160.000 rumah subsidi per tahun.

Menurutnya, dengan adanya Blesscon, para pengembang tidak perlu lagi mengeluarkan ongkos lebih untuk menghadirkan bata ringan dari daerah lain. Pasalnya, Blesscon yang berlokasi di Jawa Tengah memiliki armada pengiriman sendiri sehingga supply-nya lebih terjamin dan tepat waktu.

Tak hanya itu, Henrianto mengatakan, pihaknya juga mendukung pembangunan rumah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Ia juga mengungkapkan, pengusaha properti yang tergabung dalam Himperra bisa mendapatkan harga khusus.

"Ada harga khusus bata ringan bagi developer yang mengerjakan proyek ini," ungkap Henrianto.


Hide Ads