Novrie menjelaskan, dalam perkembangannya, kebutuhan tenaga kerja kerja asing tidak signifikan. Dia mengatakan, tenaga kerja itu dibutuhkan untuk pekerjaan konstruksi.
"Untuk TKA sendiri memang saat ini bisa kita lihat dari angka perkembangannya juga nggak terlalu signfikan. Dan memang kebutuhan konstruksi kita di lapangan itu sebegitu besarnya, sebegitu masifnya sehingga membutuhkan juga tenaga konstruksi dari China," katanya.
GM Communication, CSR & Environment IWIP Erry Kurniawan menjelaskan, dalam pengembangan kawasan ini sistem dan teknologinya banyak dari China. Teknologi itu spesifik sehingga membutuhkan tenaga kerja dari sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi memang sistemnya, teknologinya banyak yang diambil dari China, dari luar, walaupun di luar proses-proses mekanikal dan elektrikal kita sudah banyak kuasain," katanya.
"Karena teknologi sangat spesifik dari China, untuk saat ini tenaga kerja asing yang ada memang lebih banyak kaitannya dengan instalasi mesin, mesinnya ini juga secara spesifik di buat di sana supaya bisa bersaing dan seterusnya," sambungnya.
Dia mengatakan, pada awalnya pekerja asing inilah yang melakukan pemasangan. Dalam perkembangannya, pekerja dan kontraktor lokal akan terlibat.
"Kalau di sini banyak tenaga asing lebih banyak untuk konstruksi dan untuk transfer teknologi bagaimana mengoperasikan alat-alat itu," ujarnya.
Simak Video "Video: Detik-detik Penggagalan Penyelundupan TKA China dari Malaysia di Bintan"
[Gambas:Video 20detik]
(acd/das)