Amerika Serikat (AS) punya kawasan Silicon Valley yang dikenal jadi 'markas' para cendekiawan untuk membangun perusahaan startup. Indonesia tak mau ketinggalan, pengembangan sentra industri digital seperti Silicon Valley mulai dibesut di dalam negeri.
Proyek pengembangan kawasan macam Silicon Valley pertama kali dibesut di Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat. Proyek ini dikembangkan oleh Kiniku Bintang Raya (KSO) dan BUMN Konstruksi PT Amarta Karya (Persero).
Proyek itu sempat melakukan groundbreaking pada 9 Juni 2021 yang lalu. Targetnya, pembangunan dilakukan bertahap hingga 2031.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping Bukit Algoritma, paling baru, ada PT Kawasan Industri Jababeka Tbk mulai tahun ini sedang melakukan pengembangan Jababeka Silicon Valley bernama Correctio di Cikarang, Jawa Barat. Jadi proyek Silicon Valley baru, apa bedanya Correctio dengan Bukit Algoritma?
Menurut Managing Director PT Jababeka Infrastruktur Agung Wicaksono 'Silicon Valley' yang akan dikembangkan Jababeka dinilai sudah memiliki ekosistem yang mumpuni berbasis 4.0. Menurutnya, hal ini tidak dimiliki di tempat lain.
"Bedanya apa Jababeka dengan tempat lain? Tempat lain nggak ada yang bisa langsung masuk ke 4.0. Kalau industri 1.0 aja belum ada mana bisa? Ada Jababeka bikin 'Silicon Valley' berbasis industri 4.0," ungkap Agung ditemui di Menara Batavia, Jakarta Pusat, Senin (15/8/2022).
'Silicon Valley' Jababeka akan menargetkan talenta-talenta sumber daya manusia (SDM) dengan kebutuhan industri di Jababeka. Di Jababeka ada 1.800 perusahaan dari 30 negara dan membutuhkan transformasi digital untuk menyelesaikan berbagai masalah pada operasionalnya.
Perusahaan digital yang bakal menempati Correctio ini lah yang akan memberikan solusi untuk berbagai masalah tersebut.
"Kami cari startup yang idenya bisa digunakan oleh para industri di Jababeka. 1.800 industri ini butuh solusi. Itu yang kami cari. Makanya nanti dia akan sustain sebagai perusahaan arena solusinya akan digunakan," sebut Agung.
Berlanjut ke halaman berikutnya.