PKT Siap Garap Pasar Amonium Nitrat, Target Produksi 75 Ribu Ton

PKT Siap Garap Pasar Amonium Nitrat, Target Produksi 75 Ribu Ton

Erika Dyah - detikFinance
Selasa, 25 Okt 2022 20:50 WIB
Pupuk Kaltim
Foto: Pupuk Kaltim
Jakarta -

PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) berinovasi mengembangkan komoditas amonium nitrat. Inisiatif yang berfokus pada produk bernilai tambah dari ekses produksi pupuk ini dilakukan PKT sebagai salah satu strategi hilirisasi di industri petrokimia guna mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Direktur Operasi dan Produksi PKT, Hanggara Patrianta mengungkap upaya ini akan dilakukan melalui anak usahanya PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) yang merupakan perusahaan patungan dengan PT Dahana Investama Corp (anak perusahaan Dahana). Pihaknya telah melakukan penandatanganan kontrak pada 18 Desember 2019 lalu untuk pembangunan pabrik amonium nitrat berkapasitas 75.000 MTPY di Kawasan Industri PT Kaltim Industrial Estate (KIE), Bontang, Kalimantan Timur yang ditargetkan selesai pada tahun 2023.

"Dalam prosesnya, PKT melihat bahwa nanti pada tahun 2024 mendatang, permintaan amonium nitrat diperkirakan akan naik hingga 221.441 ton. Menjawab tantangan tersebut, pembangunan Pabrik KAN diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan amonium nitrat dalam negeri dan sebagai upaya substitusi impor," ungkap Hanggara dalam keterangan tertulis, Selasa (25/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah bentuk dari diversifikasi usaha yang jadi bagian strategi utama PKT yang berfokus pada pemberian nilai tambah produk. Tentunya semua ini kami lakukan sebagai usaha mewujudkan ketahanan produk petrokimia dalam negeri dengan membantu mengurangi impor amonium nitrat," tambahnya.

Lebih lanjut, Hanggara menjelaskan pihaknya akan menerapkan praktik ekonomi sirkular untuk mengoptimalkan potensi ekses amonia yang tidak dikonversi menjadi urea sebagai produk utama PKT. Ekses ini akan dimanfaatkan menjadi produk turunan yang memiliki nilai tambah seperti amonium nitrat. Adapun pembangunan pabrik amonium nitrat ini menjadi strategi keberlanjutan yang dilakukan oleh PKT.

ADVERTISEMENT

Hanggara menilai adanya pabrik amonium nitrat ini juga merupakan dukungan dari PKT terhadap pertumbuhan perekonomian lokal. Ia menyebut pertumbuhan ini dapat tercipta dengan menyerap tenaga kerja, terutama untuk operasional pabrik sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat lokal sekitar lokasi pabrik.

Selain itu, kehadiran pabrik amonium nitrat ini diharapkan secara tidak langsung bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar.

"Dengan menerapkan inovasi dalam peningkatan nilai tambah komoditas, menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak, dan juga mampu meningkatkan nilai peluang usaha di dalam negeri, maka kami berharap dengan pengembangan amonium nitrat sebagai salah satu usaha PKT dalam mewujudkan diversifikasi usaha ini dapat menjadi kekuatan dalam menciptakan pertumbuhan perekonomian nasional yang lebih baik di masa yang akan datang," paparnya.

Direktur Utama PT Kaltim Amonium Nitrat, Dormatua Siahaan menambahkan dari segi operasional, proyek ini nantinya akan beroperasi secara komersial di tahun 2023. Ia memperkirakan produksi amonium nitrat PKT dengan kapasitas 75.000 MTPY ini nantinya dapat memenuhi sekitar 12 persen kapasitas amonium nitrat lokal

"Untuk bisa memenuhi target produksi tersebut, tentu kami sudah menyiapkan pabrik yang akan beroperasi dengan dukungan teknologi tinggi yang aman dan ramah lingkungan dengan standar operasional pabrik kelas dunia berlisensi Sedin-Hallifeng," ujar Dormatua.

"Dan teknologi yang kami terapkan di operasional pabrik ini pun bertujuan untuk bisa mencapai net zero carbon emission di tahun 2050. Selain itu, pabrik ini pun didukung oleh sumber daya manusia dengan kemampuan mengoperasikan teknologi termutakhir," sambungnya.

Sementara itu, SVP Pengembangan PKT, Indardi mengungkap pihaknya memilih mengembangkan produksi amonium nitrat mengingat fungsi dan kegunaan bahan kimia ini memiliki nilai tambah yang sangat potensial. Namun sayangnya, nilai impor untuk suplai amonium nitrat pun masih sangat tinggi.

Untuk itu, ia berharap kehadiran pabrik amonium nitrat PKT bisa mengurangi volume impor domestik dengan mengoptimalkan fungsi amonium nitrat di berbagai sektor.

"Dari pembangunan pabrik amonium nitrat ini, kita bisa melihat bahwa ke depannya PKT akan semakin memperluas bidang industrinya untuk bisa semakin mumpuni dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri melalui pengembangan produk turunan amonium nitrat," ucap Indardi.

Ia menyebutkan kegunaan amonium nitrat sangat luas. Misalnya di sektor pertanian, amonium nitrat bisa dimanfaatkan sebagai sumber nitrogen untuk pupuk yang dapat berfungsi menyuburkan tanah, yang di dalamnya terdapat kandungan bahan kimia amonium untuk campurannya.

"Selain itu, amonium nitrat juga dibutuhkan di industri pertambangan dan infrastruktur. Amonium nitrat memiliki nilai tambah tinggi yang mampu memberi dampak berganda bagi ekonomi Indonesia," imbuhnya.

Sebagai informasi, upaya hilirisasi petrokimia berbasis renewable resources ini menjadi salah satu strategi yang akan dijalankan untuk keberlanjutan. Hal ini termasuk dalam roadmap pertumbuhan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) 40 tahun ke depan sebagai pelopor transformasi hijau industri petrokimia di Tanah Air.

(akn/hns)

Hide Ads