Keberhasilan Pupuk Indonesia mempertahankan peringkat AAA(idn) dari Fitch Ratings juga berkat program transformasi bisnis yaitu sentralisasi pemasaran. Program ini semakin memperkuat kemampuan Pupuk Indonesia beserta anak perusahaannya dalam melayani dan mengamankan pasokan pupuk dalam negeri khususnya pupuk bersubsidi maupun nonsubsidi.
Di sisi lain, sentralisasi ini juga berhasil meningkatkan penetrasi pasar baik dalam dan luar negeri untuk produk-produk komersil perusahaan baik pupuk maupun non pupuk serta mengoptimalkan pendapatan perusahaan dari sektor tersebut.
Sentralisasi pemasaran berhasil meningkatkan kinerja perusahaan. Pada tahun 2022, perusahaan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 103 triliun (unaudited) dengan laba kurang lebih Rp 19 triliun (unaudited). Di mana 65% pendapatan berasal dari produk komersil dan non pupuk.
Adapun penjualan pupuk ke sektor non subsidi, khususnya ke konsumen retail dan korporasi, di tahun 2022 mencapai 4,08 juta ton atau 101% dari target dan penjualan produk non pupuk mencapai 1,45 juta ton atau 130% dari target.
Dengan transformasi juga membuat Pupuk Indonesia mengembangkan banyak program salah satunya adalah program 1000 kios pupuk untuk produk komersil dan non subsidi untuk mempermudah akses petani terhadap produk-produk Pupuk Indonesia Grup.
Pupuk Indonesia mencatat total produksi sebesar 18.842.442 ton (unaudited) selama tahun 2022. Angka ini terdiri dari produk pupuk dan non pupuk dengan capaian masing-masing 11.764.234 ton pupuk dan 7.078.208 ton non pupuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, total produksi pupuk terdiri dari urea sebesar 7.467.190 ton dan NPK sebesar 3.392.704 ton, SP-36 sebesar 172.878 ton, ZA sebesar 718.270 ton, ZK sebesar 13.192 ton. Lalu, produksi non pupuk terdiri dari amoniak sebesar 5.957.455 ton, asam sulfat sebesar 889.042 ton, asam fosfat sebesar 222.388 ton, AlF3 sebesar 9.323 ton.
Simak Video "Komitmen Pupuk Indonesia dalam Produksi Green dan Blue Ammonia"
[Gambas:Video 20detik]
(ara/ara)