Demikian pula pandangan terhadap kondisi usaha 6 (enam) bulan kedepan. Disebut 64,7% pelaku usaha lebih optimis, angka ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 63,5%, dan menjadi angka tertinggi sejak IKI di-launching.
Febri mengatakan mayoritas responden yang menjawab optimis menyampaikan keyakinannya akan kondisi pasar akan membaik dan kepercayaannya karena kebijakan pemerintah pusat yang lebih baik. Sedangkan 9,9% pelaku usaha masih pesimis dengan kondisi usaha 6 (enam) bulan kedepan, angka ini juga merupakan nilai terendah sejak IKI di-launching.
Jika dilihat nilai IKI per subsektornya, Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik, serta Industri Furnitur mengalami peningkatan dan beralih dari kontraksi menjadi ekspansi pada bulan April ini. Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik menunjukkan adanya peningkatan pesanan baru, berbeda dengan bulan lalu dimana distributor mengurangi pesanan untuk menghabiskan stok yang tersedia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demikian pula dengan Industri Furnitur yang menunjukkan adanya peningkatan pesanan dan produksi serta persediaan produk yang berkurang merupakan pengaruh persiapan Hari Raya dan peningkatan pesanan luar negeri.
Berbeda dengan kedua subsektor tersebut, Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya tercatat mengalami kontraksi setelah sebelumnya mengalami ekspansi. Seluruh variabel pembentuknya menunjukkan kontraksi yang cukup dalam, hal ini dikarenakan berkurangnya pesanan dalam negeri. Kemenperin akan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan pesanan dalam negeri.
Sektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki, Industri Kayu, dan Industri Barang Galian Bukan Logam masih tercatat mengalami kontraksi. Isu serbuan impor masih mendominasi di tengah lemahnya daya saing produk dalam negeri.
Khusus untuk Industri Tekstil, impor kain yang semakin tinggi mematikan industri hulu seperti industri benang dan serat. Perlu adanya tindakan pengawasan dan pengendalian lebih tegas terkait impor.
Febri juga mengungkapkan saat ini Kementerian Perindustrian masih menjalankan program restrukturisasi mesin, dan diharapkan program HGBT dapat diterapkan lebih luas. Bulan lalu, Sektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki mengalami peningkatan ekspor. Telah dibentuk Satgas Ekspor untuk menjaga kestabilan peningkatan penjualan di luar negeri tersebut.
Industri Pengolahan lainnya (Industri Aneka) terdiri dari Industri Permata, Industri Barang Logam Mulia, Industri Perhiasan, Industri Alat Musik, Industri Alat Olah Raga, Industri Mainan Anak, Peralatan Kedokteran, Industri Kacamata, Industri Alat Tulis, serta Industri Lainnya dimana beberapa diantaranya merupakan sektor industri yang potensi ekspornya tinggi. Namun demikian, sejak November Industri Aneka selalu tercatat mengalami kontraksi, disumbang dari kontraksi variabel pesanan baru dan produksi.
Untuk variabel pesanan baru mengalami kontraksi akibat penurunan pesanan dari luar negeri, demikian pula variabel produksi yang menurun akibat penurunan pesanan. Penurunan permintaan terjadi akibat resesi global. Salah satu yang terdampak adalah industri bulu mata palsu yang mengalami penurunan permintaan, dan kendala bahan baku yang masih impor karena pemasok dalam negeri belum dapat memenuhi standar yang dibutuhkan.
Penurunan permintaan Industri Alat Tulis dipengaruhi oleh belum masuknya tahun ajaran baru. Sedangkan untuk industri mainan anak, sangat bergantung pada bahan baku plastik sehingga sangat tergantung pada harga minyak dunia, selain itu konsumen dalam negeri saat ini lebih memilih konsumsi primer seperti pangan dibandingkan produk tersier.
Beberapa hal yang telah dilakukan Kementerian Perindustrian yaitu dengan mencari pasar baru dengan melakukan kerjasama dengan ITPC maupun Atdag yang ada serta meningkatkan literasi digital produsen dalam negeri, penguasaan pasar domestik dengan kebijakan TKDN-IK.
TKDN IK disebut penting agar industri kecil dapat mengikuti penyedia barang dan jasa dan masuk dalam e-katalog. Selain itu, dilakukan pula fasilitasi sertifikasi SNI untuk Industri Kecil dan membantu meningkatkan pemasaran dengan mengikuti pameran.
Sementara itu, Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka Reni Yanita menyampaikan saat ini Kemenperin terus berupaya meningkatkan demand produk dalam negeri dengan terus mengkampanyekan 'Cinta Produk Dalam Negeri', dan meningkatkan implementasi TKDN khususnya TKDN-IK.
Simak Video "Video Petinggi Apple Setelah Bertemu Kemenperin: Tadi Diskusi yang Baik"
[Gambas:Video 20detik]
(ncm/ega)