Produsen Vaksin Novavax Mau PHK 400 Karyawan Gegara Penjualan Seret

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 10 Mei 2023 12:19 WIB
Produsen Vaksin Novavax Mau PHK 400 Karyawan Gegara Penjualan Seret/Foto: BBC World
Jakarta -

Perusahaan pengembang vaksin asal Amerika Serikat (AS), Novavax bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 25% atau sekitar 400 karyawan. Keputusan itu terpaksa diambil untuk memangkas pengeluaran perusahaan.

"PHK adalah keputusan yang sulit, tetapi diperlukan untuk menempatkan perusahaan pada jalur yang lebih baik menuju kekuatan dan keberlanjutan keuangan," kata CEO Novavax John Jacobs dikutip dari CNBC, Rabu (10/5/2023).

Novavax telah melaporkan kondisi keuangan kuartal I-2023 yang suram dan meleset dari estimasi pendapatan Wall Street. Perusahaan hanya membukukan penjualan US$ 81 juta, turun dari US$ 704 juta pada periode yang sama tahun lalu karena permintaan vaksin COVID-19 berkurang.

Novavax melaporkan kerugian bersih US$ 294 juta atau US$ 3,41 per saham, berbanding terbalik dengan kondisi kuartal I-2022 di mana perusahaan membukukan laba bersih US$ 203 juta atau US$ 2,56 per saham.

Novavax kini sedang bertaruh pada pengendalian biaya dan vaksin baru untuk membantunya tetap bertahan. Perusahaan yang berbasis di Gaithersburg, Maryland itu menargetkan vaksinnya dapat mengkombinasikan COVID dan flu yang menghasilkan respons kekebalan kuat terhadap virus dan ditoleransi dengan baik dalam uji coba fase dua.

Novavax bersaing dengan Pfizer dan Moderna untuk mengembangkan vaksin COVID-19 pada awal pandemi. Upaya Novavax terhambat oleh masalah manufaktur dan gangguan regulasi sehingga perusahaan jauh tertinggal di belakang para pesaingnya.

Novavax adalah vaksin COVID-19 pertama yang menggunakan teknologi protein dengan metode berusia puluhan tahun untuk melawan virus yang digunakan dalam vaksinasi rutin terhadap hepatitis B dan herpes zoster.

Lihat juga Video: Gaji Bos Google Naik Usai PHK Massal, Karyawan Protes






(aid/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork