Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkap saat ini kondisi industri Aviasi di Indonesia tidak dalam keadaan baik-baik saja. Akibat pandemi COVID-19, jumlah ketersediaan pesawat dan bahan bakar berkurang.
Budi mengungkap saat ini jumlah pesawat di Indonesia anjlok dari sebelumnya 650 menjadi 400 saja. Makanya ketersediaan penerbangan di wilayah terpencil saat ini berkurang.
"Untuk semua pihak di sini bahwa dunia aviasi ini sedang mengalami percobaan masalah besar karena setelah adanya COVID maka pesawat-pesawat itu menjadi terbatas bukan karena pesawat terbatas, suku cadangnya terbatas, suplai ini turun secara drastis secara internasional," ungkapnya dalam acara Kompas 100 CEO Forum ke 14, Rabu (1/11/2023).
Menurut Budi, permasalahan terbesar industri aviasi saat ini adalah bahan bakar pesawat atau avtur yang mahal. Menurutnya, jika harga avtur bisa menurun atau paling tidak sama dengan negara tetangga, maka akan memudahkan industri aviasi saat ini.
"Avtur ini menjadi hal yang paling besar, 40% daripada cost, apabila avtur sama Singapura sangat membantu, kita bisa lakukan sama sama menurunkan harga sama dengan Singapura, itu akan sangat membantu," ungkapnya.
Budi menyebut, jika pengeluaran dari industri aviasi ini bisa menurun maka akan membantu perusahaan untuk membeli pesawat tambahan. Pihaknya berjanji akan melakukan pembahasan terkait masalah yang dialami industri aviasi ini dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian ESDM.
Keterangan Budi ini menjawab keterangan dari Presiden Direktur Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro Adi, yang mengaku mendapatkan dari banyak dorong untuk segera menurunkan harga tiket pesawat.
"Yang terjadi di industri transportasi karena saya banyak sekali permintaan untuk bisa menekan harga tiket pesawat. Banyak hal yang dibimbing pak menhub untuk berkolaborasi K/L mudah-mudah bisa terlaksana baik terkait dengan bahan bakar, kemudian mata uang, dan bea masuk," ungkapnya.
Sebelumnya, Daniel pernah mengatakan masalah pemerataan harga avtur juga mendapat sorotan di industri penerbangan. Dia menyebut per hari ini harga avtur di Jakarta tembus Rp 15.027/liter. Perbedaannya cukup jauh dibandingkan dengan di Semarang yang tembus sekitar Rp 17.000/liter. Begitu pula dengan di daerah lainnya, semakin ke timur marginnya semakin besar dan mahal.
"Di pesawat kan kita tidak bicara 100 liter, sekali mengisi pesawat saya ke Surabaya 8.000 liter, dikali selisih Rp 2.000 saja itu sudah cost. Nanti ke Papua selisih Rp 3.000," ujarnya, ditemui usai Seminar Hari Penerbangan Nasional di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Jumat (27/10/2023).
Kondisi ketidakmerataan harga avtur ini mendatangkan tantangan tersendiri bagi para pengusaha maskapai. Sejumlah maskapai akan memilih untuk mengisi avtur di Jakarta demi menekan beban biaya bahan bakar, namun di sisi lain pesawat juga akan membuang sebagian bahan bakar perjalanannya.
"Tapi kalau mengisi di sana (di luar Jakarta), konsekuensi lebih mahal. Ini simalakama," ujarnya.
Oleh karena itu, ia berharap ke depan pemerintah dapat mencarikan solusi dalam rangka pemerataan harga avtur di Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi beban operasional industri yang kian besar.
Simak Video: Maskapai Penerbangan Internasional Terburuk 2023, Juaranya dari Indonesia
(ada/rrd)