Nasib LRT Jakarta di Tengah Moratorium Proyek Layang

Nasib LRT Jakarta di Tengah Moratorium Proyek Layang

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 22 Feb 2018 10:51 WIB
1.

Nasib LRT Jakarta di Tengah Moratorium Proyek Layang

Nasib LRT Jakarta di Tengah Moratorium Proyek Layang
Foto: Achmad Dwi Afriyadi
Jakarta - Kereta ringan atau light rail transit (LRT) Jakarta rute Kelapa Gading-Velodrome sepanjang 6 km tengah dikebut untuk mendukung penyelenggaraan Asian Games 2018 pada Agustus mendatang. Sementara itu, pemerintah sendiri memutuskan untuk menghentikan sementara pekerjaan konstruksi layang dan berat.

Pekerjaan LRT Jakarta sendiri saat ini masih terus berlangsung. Jalur layang sepanjang 6 km tersebut terpantau masih dipenuhi oleh aktivitas para pekerja.

Bagaimana tanggapan pemilik proyek atas rencana ini? Masihkah LRT Jakarta bisa dioperasikan saat Asian Games Agustus mendatang? Berikut ulasannya!
Dalam pantauan detikFinance Rabu (21/2/2018), sejumlah pekerja masih terlihat melakukan aktivitas di proyek LRT Jakarta. Seperti yang terlihat di Jalan Balap Sepeda Velodrome Jakarta Timur. Mereka terlihat melakukan pekerjaan konstruksi ketika waktu menunjukan pukul 09.00 WIB.

Pekerjaan kontruksi juga terlihat di depan Menara Satu Sentra Kelapa Gading. Bahkan, di situ terlihat alat berat juga dioperasikan untuk mengangkat material.

Begitu juga terlihat di Jalan Raya Kelapa Nias. Para pekerja juga masih mengerjakan pekerjaan konstruksi. Terpantau para pekerja masih menata kerangka-kerangka besi.

Mendekati depo di Jalan Pegangsaan Dua, para pekerja juga masih sibuk bekerja di bagian atas proyek yang disiapkan untuk Asian Games ini.

Proyek LRT Jakarta ini sendiri terpantau hampir rampung. Hal ini terlihat dari jalur layang yang hampir tersambung seutuhnya.

Namun, masih ada sejumlah titik yang belum tersambung seperti di Jalan Kayu Putih Raya. Girder atau penyangga masih terlihat tergeletak di tanah. Kemudian, jalur menuju depo di Jalan Pegangsaan Dua juga belum tersambung.

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Heragandhi mengatakan, aktivitas pekerja itu merupakan pekerjaan ringan. Dia menganggap, instruksi tersebut ialah berupa larangan pekerjaan berat seperti pengangkat girder.

"Gini, satu bahwa yang dilarang kerja pengangkatan gelagar atau girder," katanya.

Menurutnya, pelarangan tersebut bukan produk hukum khusus. Namun, Satya mengatakan, perseroan berupaya mematuhi instruksi tersebut.

"Kalau dilihat, mereka (pekerja) masang rel," sambungnya.

Dia bilang, atas instruksi ini perseroan akhirnya memutuskan untuk menunda pengangkatan girder di kawasan Jalan Kayu Putih Raya.

"Tapi tetap kami patuhi, yang kami harus angkat box girder kami tunda sampai dapat verifikasi PUPR," ungkapnya.

Saat ini, Jakpro tengah menyiapkan berbagai dokumen supaya proyek LRT Jakarta kembali berjalan normal. Dokumen tersebut berupa rencana kerja yang di dalamnya mencakup standar keselamatan, identifikasi bahaya, sampai kompetensi pekerja.

"Saya kemarin sore siap, pagi siap, saat ini minta waktu untuk presentasikan ke PUPR," ujarnya.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono belum memberi batas waktu terkait penghentian sementara kontruksi layang. "Tergantung nanti," kata Basuki usai rapat di Kantor Kementerian PUPR Jakarta, Selasa (20/2/2018).

Menurut Basuki, penghentian sementara atau moratorium proyek infrastruktur melayang perlu dilakukan untuk evaluasi di saat kecelakaan konstruksi marak beberapa waktu belakangan ini. Evaluasi ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Ini perintah presiden, untuk sementara dievaluasi," tegasnya.

Basuki mengatakan, penghentian sementara ini berlaku secara umum untuk berbagai proyek yang berbentuk melayang. Tidak hanya jalan tol, tetapi juga proyek LRT dan MRT.

"Seperti jalan tol layang, LRT, termasuk MRT," tandas dia.

Hide Ads