LRT Palembang Dituding Jadi Pemborosan Uang Negara

LRT Palembang Dituding Jadi Pemborosan Uang Negara

Hendra Kusuma - detikFinance
Kamis, 05 Jul 2018 07:56 WIB
1.

LRT Palembang Dituding Jadi Pemborosan Uang Negara

LRT Palembang Dituding Jadi Pemborosan Uang Negara
Foto: Raja Adil Siregar
Jakarta - Proyek light rail transit (LRT) Palembang kembali mendapat kritikan. Kali ini berasal dari anggota Badan Anggaran (Banggar) dewan perwakilan rakyat (DPR) Bambang Haryo.

Kritikan soal LRT Palembang awalnya dilontarkan oleh Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto. Dia menilai proyek ini mengalami mark up.

Prabowo Subianto menilai proyek itu terlalu mahal karena nilainya di atas pembangunan LRT yang ada di dunia yakni US$ 8 juta per km.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan Bambang yang juga berasal dari Partai Gerindra ini melayangkan kritikan bahwa pemerintah telah menghburkan banyak uang untuk proyek yang tidak dimanfaatkan semua masyarakat.

Kritikan tersebut dilontarkan pada saat rapat panja mengenai belanja kementerian/lembaga (K/L) bersama pemerintah.

Bagaimana ceritanya, simak di sini:
Bambang mengatakan anggaran LRT lebih bermanfaat besar jika digunakan untuk membangun atau mengembangkan infrastruktur transportasi lainnya.

"Masalah berhubungan infrastruktur, LRT ini adalah pemborosan uang negara, berapa uang negara kita (untuk proyek LRT)," kata Bambang di ruang rapat Badan Anggaran DPR, Jakarta, Rabu (4/7/2018).

Dia bilang, anggaran pembangunan LRT khususnya di Palembang yang menelan biaya Rp 10,9 triliun lebih besar manfaatnya jika dialihkan untuk pengembangan kereta api berbasis rel.

Bambang menyebut, dengan anggaran Rp 10,9 triliun jika dijadikan 1 lokomotif dengan 10 gerbong penumpang, dan 1 lokomotif dengan 30 gerbong barang, maka totalnya bisa menjadikan 120 rangkaian.

"Bagaimana kalau itu disebar ke seluruh Indonesia, sekarang susah mendapatkan rolling stock, dapat tempat duduk, begitu dibuka kereta api yang daftar 2,2 juta penumpang dan itu nggak lebih 1.000 penumpang ditampung, kita lagi kesulitan jangan buang-buang duit, ini yang sama mohon, saya akan lebih keras kalau panjenengan tidak bisa pro rakyat," ujar dia.

Tidak hanya itu, Bambang juga menilai bahwa pembangunan LRT itu tidak optimal karena tidak terintegrasi atau terhubung dengan berbagai moda transportasi lainnya.

"Berarti ini banyak dinikmati oleh kalangan menengah atas, dan berhentinya di mal," jelas dia.


Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan langsung menjawab kritikan Anggota Banggar DPR Bambang Haryo yang menyebut negara boros karena mendanai pembangunan light rail transit(LRT) Palembang dengan APBN.

Menanggapi itu, Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan pembangunan LRT menggunakan APBN dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan saat gelaran olahraga berskala internasional, yakni Asian Games.

"Kalau kita lihat, idenya LRT ini untuk kota besar," kata Askolani di ruang rapat Banggar, Jakarta, Rabu (4/7/2018).

Pembangunan LRT Palembang dan Jakarta juga ditujukan untuk menunjang gelaran Asian Games. Ke depannya juga dirancang terintegrasi atau terhubung dengan moda transportasi lainnya.

"Pembangunan ini bertahap, integrasi dengan moda lain ini akan diteruskan, ini sesuai untuk memecahkan kemacetan di kota, sehingga pekerja di luar Jakarta bisa menggunakan transportasi ini," ujar dia.

Menurut Askolani, pembangunan infrastruktur transportasi yang masif pun memang didanai oleh APBN. Namun, hal itu juga bisa dilakukan secara inisiatif oleh pemerintah daerah (Pemda) dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mempertanyakan dasar tuduhan Prabowo adanya mark up di proyek tersebut.

Dia memastikan tak ada mark up di proyek LRT Palembang karena dalam proses menentukan biaya pembangunan sudah dibantu konsultan internasional berpengalaman.

"Nah, ini saya nggak tahu yang dimaksud dengan mark up apa. Jadi dari perencanaan pun kita sudah dibantu oleh konsultan internasional yang berpengalaman," katanya kepada detikFinance, Jakarta, Jumat (22/6/2018).

Tahapan menggunakan konsultan ini, kata Zulfikri dimulai dari kontraktor proyek yang mengajukan usulan terkait desain hingga biaya pembangunan LRT. Usulan diberikan ke Kemenhub.

"Nah mereka mengusulkan desain itu dan biayanya. Kami dari Kementerian Perhubungan/Ditjen Perkeretaapian, kita di-backup sama konsultan internasional untuk evaluasi usulan biaya dan desain yang disampaikan kontraktor," jelasnya.

Usulan tersebut dievaluasi oleh konsultan. Kemudian nanti konsultan mempertimbangkan untuk memangkas biaya dan lain sebagainya.

Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin ogah mengomentari isu tersebut dan memilih memastikan LRT Palembang akan segera diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Saya no comment soal itu. Yang jelas, LRT sudah selesai dan akan diresmikan oleh Bapak Presiden pada 15 Juli mendatang. LRT siap digunakan untuk Asian Games," kata Alex Noerdin saat ditemui dalam acara peresmian Rumah Sakit Umum Daerah Sumatera Selatan, Sabtu (23/6/2018).

Saat ini, kata Alex, pengerjaan seluruh stasiun dan konstruksi dasar telah selesai. Hanya, masih ada beberapa pengerjaan yang dalam tahap finishing. Selain itu, saat dilakukan uji coba, kereta LRT terlihat berjalan mulus di atas rel kereta dari depo ke stasiun Palembang Icon.

"Infrastruktur dasar semua sudah selesai dan sekarang sedang membahas harga tiket atau tarif. Masih ada waktu sekitar 2 minggu lagi untuk persiapan sebelum diresmikan," tutur Alex.

"Rencana ada dua tarif, tarif pertama itu untuk antarstasiun dan tarif kedua nanti sampai ke airport. Sekarang ini sedang dalam tahap mematangkan itu bersama Menteri Perhubungan," imbuhnya.


Hide Ads