Jalan Trans Papua Amburadul Gara-gara Cuaca Buruk

Jalan Trans Papua Amburadul Gara-gara Cuaca Buruk

Trio Hamdani - detikFinance
Senin, 14 Jan 2019 08:49 WIB
1.

Jalan Trans Papua Amburadul Gara-gara Cuaca Buruk

Jalan Trans Papua Amburadul Gara-gara Cuaca Buruk
Foto: Istimewa/Kementerian PUPR
Jakarta - Proyek jalan Trans Papua ruas jalan Jayapura-Wamena mengalami kerusakan berat. Kerusakan disebabkan cuaca buruk ditambah banyak kendaraan melintas.

Warga Papua nekad melewati jalan Trans Papua ruas jalan Jayapura-Wamena meski sebagian masih dalam proses pekerjaan. Trans Papua ruas Jayapura-Wamena sepanjang 575 km sudah tersambung, di mana 230 km-nya masih berupa jalan tanah dan kerikil.

Beberapa titik jalan tanah ini rawan rusak maka kendaraan yang melintas bisa terjebak saat jalan benar-benar mengalami kerusakan.

Kepala Balai Pelaksanaan jalan Nasional XVIII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Osman Harianto Marbun menerangkan, jalan Trans Papua Jayapura-Wamena sepanjang 575 km baru tembus 2018. Sepanjang 230 km masih berupa jalan tanah dan kerikil.

Dia melanjutkan, jalan tanah dan kerikil ini rawan rusak karena masih dalam proses pekerjaan. Apalagi, belakangan hujan terus mengguyur Papua.

"Tahun ini tersambung, memang anggaran tahun 2018 belum membuka resmi, karena masyarakat mengetahui terbuka mereka lewat," kata dia kepada detikFinance, Minggu (13/1/2019).

"Dari 575 km, itu 230 km masih terdiri dari jalan tanah, jalan tanah sangat konvergensial untuk rusak, harapan kita mempercepat untuk mengaspal ini," tambahnya.

Dia melanjutkan, titik yang rusak dan dan kini sedang tahap perbaikan yakni KM 276, KM 306, KM 310, dan KM 386. Saat ini, titik tersebut sedang dalam penanganan dengan menambah alat berat.

"Umumnya kerusakan di daerah Yalimo dan Keerom, Membramo ke atas lah," ujarnya.

Lebih lanjut, dia menuturkan, masyarakat antusias untuk melewati Trans Papua khususnya Jayapura-Wamena karena memangkas biaya logistik. Selama ini, mereka mengirim barang lewat pesawat.

"Karena tahu sudah tembus mereka lewat aja, ya kan, kita nggak bisa melarang masyarakat lewat dengan terbukanya jalan Jayapura-Wamena, harga logistik, harga kemahalan tertekan menjadi lebih murah sampai Rp 5.000-6.000 per kg, dibanding naik pesawat, akhirnya antusiasme masyarakat untuk lewat jalan darat sangat besar, sehingga tak bisa kita bendung," tutupnya.


Kepala Balai Pelaksanaan jalan Nasional XVIII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Osman Harianto Marbun menerangkan, warga memilih Trans Papua karena mampu menekan biaya logistik.

"Karena tahu sudah tembus mereka lewat aja, ya kan, kita nggak bisa melarang masyarakat lewat dengan terbukanya jalan Jayapura-Wamena, harga logistik, harga kemahalan tertekan menjadi lebih murah sampai Rp 5.000-6.000 per kg," kata dia kepada detikFinance, Minggu (13/1/2019).

Dia menjelaskan, selama ini masyarakat mengirim barang dari Jayapura ke Wamena menggunakan pesawat. Secara kasar, biaya logistik menggunakan pesawat sebesar Rp 13.000 per kg.

Sementara, dengan menggunakan akses darat biayanya bisa terpangkas hingga separuhnya.

"Selama ini pakai pesawat, biaya 1 kg per pesawat Rp 13.000 jadi sekarang mereka angkut 3,5 ton per kendaraan itu, biayanya Rp 21 juta, jadi rata-rata Rp 6.000-7.000 per kg itu menghemat Rp 6.000 per kg dengan jalan darat," terangnya.

Dia bilang, sebenarnya jalan yang dalam proses pembangunan itu ditutup. Namun, karena warga tetap berniat melintasi jalan maka dibuka seminggu sekali.

"Akhirnya kami buka satu kali seminggu, tiap hari Minggu kita buka, mereka udah pada antre tempat kita kerja, tiap hari minggu. Kemudian semakin banyak kendaraan yang lewat, dan berbagai jenis tidak terbatas lagi muatan yang dibawa," tutupnya.


Adanya Trans Papua dimanfaatkan warga untuk membuka bisnis persewaan mobil.

"Sudah ada masyarakat berani beli mobil, dia pikir kemarin sewanya rata-rata Rp 20 juta satu kali jalan, dia berhitung 5 kali sebulan bisa kirim barang, dia dapat Rp 100 juta. Rata-rata Rp 20 juta satu kali kirim barang ke atas," kata Kepala Balai Pelaksanaan jalan Nasional XVIII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Osman Harianto Marbun kepada detikFinance, Minggu (13/1/2019).

Dia mengatakan, dengan pendapatan Rp 20 juta sekali jalan, warga berharap bisa balik modal selama 4 bulan.

Namun, Trans Papua ruas Jayapura-Wamena memang belum rampung seluruhnya. Dari 575 km jalan yang sudah tembus, 230 km nya masih berupa jalan dan kerikil.

Beberapa titik di ruas jalan 230 km ini rawan rusak sehingga sebenarnya belum bisa dipakai. Tapi, menimbang antusiasme masyarakat maka jalan itu dibuka seminggu sekali.

"Mereka beli mobil seperti Hilux dia berhitung 4 bulan lunas, sekarang dengan nunggu 6 hari, perhitungannya jadi meleset, makanya teriak ini sekarang," ungkapnya.

"Kita belum berharap mereka harus lewat karena harus selesaikan dulu, tahun ini juga penurunan grade yang masih tinggi," sambungnya.

Sebagai tambahan, Trans Papua ruas Jayapura-Wamena membuka keterisolasian 8 kabupaten yakni Kabupaten Yalimo, Jayawijaya, Membramo Tengah, Tolikara, Puncak Jaya.

Hide Ads