Kepala Balai Pelaksanaan jalan Nasional XVIII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Osman Harianto Marbun menerangkan, jalan Trans Papua Jayapura-Wamena sepanjang 575 km baru tembus 2018. Sepanjang 230 km masih berupa jalan tanah dan kerikil.
Dia melanjutkan, jalan tanah dan kerikil ini rawan rusak karena masih dalam proses pekerjaan. Apalagi, belakangan hujan terus mengguyur Papua.
"Tahun ini tersambung, memang anggaran tahun 2018 belum membuka resmi, karena masyarakat mengetahui terbuka mereka lewat," kata dia kepada detikFinance, Minggu (13/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia melanjutkan, titik yang rusak dan dan kini sedang tahap perbaikan yakni KM 276, KM 306, KM 310, dan KM 386. Saat ini, titik tersebut sedang dalam penanganan dengan menambah alat berat.
"Umumnya kerusakan di daerah Yalimo dan Keerom, Membramo ke atas lah," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menuturkan, masyarakat antusias untuk melewati Trans Papua khususnya Jayapura-Wamena karena memangkas biaya logistik. Selama ini, mereka mengirim barang lewat pesawat.
"Karena tahu sudah tembus mereka lewat aja, ya kan, kita nggak bisa melarang masyarakat lewat dengan terbukanya jalan Jayapura-Wamena, harga logistik, harga kemahalan tertekan menjadi lebih murah sampai Rp 5.000-6.000 per kg, dibanding naik pesawat, akhirnya antusiasme masyarakat untuk lewat jalan darat sangat besar, sehingga tak bisa kita bendung," tutupnya.