Menjajal Tol Terpanjang RI, Bagaimana Rasanya?

Menjajal Tol Terpanjang RI, Bagaimana Rasanya?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 20 Mar 2019 10:17 WIB
Menjajal Tol Terpanjang RI, Bagaimana Rasanya?
Foto: dikhy sasra

Tol Bakter ini digadang-gadang dapat memudahkan jalur logistik di Pulau Sumatera. Hanung mengatakan memang tujuan dibangunnya tol ini adalah mempercepat jalur logistik. Pihaknya ingin jalan tol ini dapat dimaksimalkan menggenjot alur logistik di Pulau Sumatera.

"Tujuan (tol) ini untuk mempermudah dan mempercepat jalur logistik. Sehingga pengusaha lokal maupun yang diluar Sumatera bisa memanfaatkan jalan ini dengan baik," ungkap Hanung.

Hanung menjelaskan ruas tol yang membentang 140 km hingga Terbanggi Besar ini dapat menghubungkan pelabuhan dengan kawasan industri. Setidaknya jalan tol ini menurutnya bisa menghubungkan Pelabuhan Panjang dan daerah industri Metro di Lampung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, apa benar arus logistik bisa menjadi lebih mudah, cepat, dan efektif?

Menurut penuturan Nanang salah satu sopir truk logistik memang benar tol Bakter ini dapat memudahkan dan mempercepat pekerjannya. Sopir truk yang ingin mengantar barang dari Jakarta ke Palembang ini mengatakan efisiensi waktu sangat terasa karena jalan tol ini.

"Kalau lewat Timur (lintas Sumatera) bisa 8 jam. Kalau lewat sini cuma 5 jam. Enak sini lah, lebih dekat juga jarak tempuhnya," ungkap Nanang waktu ditemui saat dia beristirahat di rest area KM 33 tol Bakter.

Nanang juga mengatakan konstruksi jalan di tol yang baru diresmikan ini sangat bagus dan mulus, apalagi kalau dia bandingkan dengan jalan Lintas Sumatera. "Lewat lintas Timur itu jalannya agak rusak," katanya.

Hal serupa juga diungkapkan Bunta, seorang supir truk logistik yang juga mau berangkat ke Palembang lewat tol Bakter. Dia menjelaskan jalan di tol Bakter sangat mulus untuk kendaraannya.

"Lumayan enak. Jalannya lebih bagus nggak ada yang rusak," sebut Bunta.

Bunta juga mengatakan dengan melewati tol ini perjalanannya pun dapat dipersingkat. Otomatis menurutnya bahan bakar menjadi lebih irit.

"Yang pasti kita lebih irit minyak (BBM)," kata Bunta.

Selain itu tol yang masih gratis pun menjadi daya tarik keduanya untuk menjajal tol yang membentang sejauh 140 km ini. Saat ditanya apakah masih mau menggunakan tol ini saat sudah ditarif, keduanya kompak menjawab, "masih mau lah."

"Ya masih lah yang jelas gimana, jalan disana (timur) itu jelek, disini bagus jalannya, lebih cepat juga," kata Nanang.

Keduanya berharap agar tol ini tetap terjaga kualitasnya, bukan hanya itu yang paling penting mereka meminta agar jalan tol cepat-cepat bisa menghubungkan Pelabuhan Bakauheni hingga Palembang.

"Pengennya cepat selesai semua lah biar enak jalannya nggak repot. Nggak liku liku, nge-tol terus," sebut Nanang.

(dna/dna)
Hide Ads