Kendala kedua terjadi di paket CP 205 yakni sistem perkeretaapian dan rel. MRT Jakarta menggelar tender untuk paket tersebut pada Februari 2020, dan seharusnya selesai pemasukan tawaran pada Juni 2020. Namun, ke-6 kontraktor yang berminat mengikuti tender meminta perpanjangan tender.
"Kontraktor meminta untuk memperpanjang masa tender. Jadi panitia sudah melakukan 4 kali perpanjangan. Jadi seharusnya bidding masuk 16 juni 2020. Tapi karena COVID-19, dilakukan 2 kali perpanjangan, pertama sampai 16 Juli 2020, kedua sampai 31 Agustus 2020. Kemudian kontraktor meminta perpanjangan ketiga sampai 17 September 2020, dan meminta lagi perpanjangan keempat sampai 26 Oktober 2020," urai dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendala ketiga yakni di paket CP 206 atau pengadaan kereta. Dalam paket ini, MRT Jakarta mengalami kendala karena tak ada satu pun kontraktor yang berminat mengikuti tender.
Adapun penyebabnya karena jumlah kereta yang dibutuhkan. William mengatakan, untuk proyek MRT Jakarta fase II ini hanya dibutuhkan 6 kereta. Namun, karena jumlahnya terlalu sedikit, tak ada kontraktor yang berminat. Akhirnya, MRT Jakarta mencoba membuka tender untuk pengadaaan 14 kereta yang akan digunakan sampai proyek MRT ke Ancol Barat. Namun, karena jarak waktu penyelesaian proyek yang begitu jauh, akhirnya minat kontraktor juga masih nihil.
(fdl/fdl)