Menindaklanjuti rencana tersebut manajemen PT BIJB dan PT Garuda Maintenance Facillity (GMF) segera mempersiapkan fasilitas MRO pesawat milik pemerintah baik TNI Polri maupun BNPB.
Direktur Utama PT BIJB Salahudin Rafi mengatakan pihaknya telah menyiapkan lahan seluas 67 hektare. Pembangunan MRO tahap I ditargetkan berdiri di atas lahan 30 hektare. Pengerjaannya bisa dikebut dalam waktu satu tahun seiring dengan pengoperasian Tol Cisumdawu.
"MRO tidak rumit, manpower-nya yang penting. GMF sudah memiliki SDM dan sertifikasi untuk MRO. BIJB menyiapkan lahan sesuai masterplan. Jadi, kami membangun MRO juga melayani penerbangan sipil dan komersil kita layani di Kertajati," katanya dalam keterangan yang diterima detikcom, 31 Maret 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana pengembangan bisnis MRO itu bisa dilakukan seiring dengan pembangunan Tol Cisumdawu yang ditargetkan selesai Desember mendatang.
Untuk merealisasikan rencana pengembangan bisnis itu, menurut Rafi, BIJB dan GMF tinggal mencari sumber pendanaan atau investor. Mengingat BIJB sudah memiliki lahan dan dokumen teknis, sedangkan GMF siap dengan mengelola dengan kemampuan SDM dan sertifikasi yang sudah dimiliki.
"Bandara Kertajati tetap sebagai bandara internasional yang melayani penumpang. Namun sambil nunggu normalnya penumpang, upaya yang dilakukan yaitu mempercepat pembangunan dan pengoperasian MRO sesuai arahan pak presiden dan gubernur," kata Rafi.
Rafi mengatakan dengan adanya keputusan pemerintah itu sudah sesuai rencana Gubernur Jabar Ridwan Kamil terkait pengembangan bisnis di BIJB dan bagian dari kerja sama yang sudah diteken Pemprov Jabar dan Garuda Indonesia.
"MRO ini nanti demand-nya berasal dari TNI Polri dan BNPB. Kami tinggal merumuskan pendanaan dan pembangunan apakah dari investor atau pihak perbankan," katanya.
Adanya rencana pembangunan MRO di BIJB, menurut Rafi, merupakan angin segar bagi BNPB yang akan menjadikan Kertajati sebagai homebase dari pesawat pemadam kebakaran hutan.
Selama ini BNPB parkir pesawatnya di Sabang, Malaysia. Keputusan pemerintah mendirikan MRO di Kertajati, menurutnya, membuat BNPB tidak lagi khawatir dengan urusan perawatan pesawat.
"BNPB happy, kalau MRO sudah ada, terutama untuk perawatan helikopter pemadam api. Keputusan presiden ini membuat semua rencana yang sudah disusun berbagai pihak menjadi tersambung," tambah Rafi.
(toy/zlf)