Jakarta -
Pemerintah terus putar otak untuk mencari strategi mengoptimalkan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka. Salah satu yang diinstruksikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah membuka bisnis perawatan pesawat atau Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) atau bengkel pesawat.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan hal itu merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk mengembangkan bisnis non penumpang di bandara kebanggaan Jawa Barat.
"Yang paling strategis kita mengusulkan agar Kertajati difungsikan pada fungsi-fungsi yang lain yaitu MRO," kata Budi dilansir dari akun Youtube Sekretariat Presiden, yang tayang 29 Maret 2021 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) itu menjelaskan sudah berdiskusi dengan TNI AU agar bisa melakukan perawatan pesawat milik TNI di Bandara Kertajati.
Pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Tbk untuk membuka bengkel perawatan pesawat di Bandara Kertajati.
"Bahkan GMF sudah mendapatkan license untuk memperbaiki pesawat yang bermerek dari USA. Nah oleh karenanya kita akan segera bangun dan kita akan kembangkan pada lahan-lahan yang sudah dimiliki dan ini akan kita lakukan dengan cepat," terangnya.
Jokowi, lanjut dia juga menginstruksikan agar tak hanya pesawat milik TNI yang melakukan perawatan di Bandara Kertajati, tapi juga instansi pemerintahan lainnya seperti Basarnas, Kemenhub hingga Kepolisian.
"Selain itu kita juga menginginkan MRO ini menjadi suatu MRO tidak saja untuk pemerintah tapi yang akan datang akan digunakan MRO untuk pesawat private yang selama ini melakukan perawatan di luar negeri," tambahnya.
Pada kesempatan itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menambahkan bahwa dia telah melaporkan ke Jokowi ada pihak penerbangan internasional di Asia yang juga berminat untuk membuka MRO maskapainya di Bandara Kertajati.
"Jadi Alhamdulillah satu frekuensi. Termasuk Bapak Presiden mengarahkan agar PTDI dan PT Pindad itu dipindahkan juga ke kawasan Aero City Kertajati. Sehingga kawasan PTDI dan PT Pindad di Bandung bisa diubah untuk bisnis yang relevan terhadap wilayah geografisnya yaitu pariwisata," tutur mantan Walikota Bandung itu.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Menindaklanjuti rencana tersebut manajemen PT BIJB dan PT Garuda Maintenance Facillity (GMF) segera mempersiapkan fasilitas MRO pesawat milik pemerintah baik TNI Polri maupun BNPB.
Direktur Utama PT BIJB Salahudin Rafi mengatakan pihaknya telah menyiapkan lahan seluas 67 hektare. Pembangunan MRO tahap I ditargetkan berdiri di atas lahan 30 hektare. Pengerjaannya bisa dikebut dalam waktu satu tahun seiring dengan pengoperasian Tol Cisumdawu.
"MRO tidak rumit, manpower-nya yang penting. GMF sudah memiliki SDM dan sertifikasi untuk MRO. BIJB menyiapkan lahan sesuai masterplan. Jadi, kami membangun MRO juga melayani penerbangan sipil dan komersil kita layani di Kertajati," katanya dalam keterangan yang diterima detikcom, 31 Maret 2021.
Rencana pengembangan bisnis MRO itu bisa dilakukan seiring dengan pembangunan Tol Cisumdawu yang ditargetkan selesai Desember mendatang.
Untuk merealisasikan rencana pengembangan bisnis itu, menurut Rafi, BIJB dan GMF tinggal mencari sumber pendanaan atau investor. Mengingat BIJB sudah memiliki lahan dan dokumen teknis, sedangkan GMF siap dengan mengelola dengan kemampuan SDM dan sertifikasi yang sudah dimiliki.
"Bandara Kertajati tetap sebagai bandara internasional yang melayani penumpang. Namun sambil nunggu normalnya penumpang, upaya yang dilakukan yaitu mempercepat pembangunan dan pengoperasian MRO sesuai arahan pak presiden dan gubernur," kata Rafi.
Rafi mengatakan dengan adanya keputusan pemerintah itu sudah sesuai rencana Gubernur Jabar Ridwan Kamil terkait pengembangan bisnis di BIJB dan bagian dari kerja sama yang sudah diteken Pemprov Jabar dan Garuda Indonesia.
"MRO ini nanti demand-nya berasal dari TNI Polri dan BNPB. Kami tinggal merumuskan pendanaan dan pembangunan apakah dari investor atau pihak perbankan," katanya.
Adanya rencana pembangunan MRO di BIJB, menurut Rafi, merupakan angin segar bagi BNPB yang akan menjadikan Kertajati sebagai homebase dari pesawat pemadam kebakaran hutan.
Selama ini BNPB parkir pesawatnya di Sabang, Malaysia. Keputusan pemerintah mendirikan MRO di Kertajati, menurutnya, membuat BNPB tidak lagi khawatir dengan urusan perawatan pesawat.
"BNPB happy, kalau MRO sudah ada, terutama untuk perawatan helikopter pemadam api. Keputusan presiden ini membuat semua rencana yang sudah disusun berbagai pihak menjadi tersambung," tambah Rafi.