Kontrak pekerjaan Bendungan Ciawi ditandatangani pada 23 November 2016 dengan kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya dan PT Sacna. Pembangunannya telah dimulai sejak 2 Desember 2016, pengadaan lahan kedua bendungan dilakukan dengan skema dana talangan di mana kontraktor membiayai terlebih dahulu dan nantinya akan dibayarkan melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
Bendungan Ciawi direncanakan memiliki volume tampung 6.05 juta m3 dan luas genangan 39.40 hektar dengan biaya pembangunan sebesar Rp 798,7 miliar. Bendungan ini didesain untuk mengurangi debit banjir yang masuk ke Jakarta dengan menahan aliran air dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango sebelum sampai ke Bendung Katulampa yang kemudian mengalir ke Sungai Ciliwung. Rampungnya pembangunan Bendungan Ciawi akan mereduksi banjir sebesar 111,75 m3 per detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain membangun bendungan, pemerintah juga tengah menyiapkan tanggul laut raksasa di pesisir Jakarta yang bernama Proyek Pengembangan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN)/National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).
Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Bob Arthur Lombogia mengatakan, tanggul di pantai utara Jakarta mencapai 46 km. Hingga 2020 sudah ada terbangun tanggul raksasa sepanjang 13 km.
"Sisanya yang belum 33 km. Itu untuk pantai dan muara ya. karena kalau nggak ditangani muaranya air bisa masuk dari muara," terangnya saat dihubungi detikcom.
(ara/ara)