Jakarta -
Bandara Halim Perdanakusuma bakal segera direvitalisasi dalam waktu dekat. Per 1 Januari 2022 bandara ini bakal ditutup untuk direvitalisasi.
Menurut Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati revitalisasi bandara dilakukan untuk meningkatkan pelayanan dan keselamatan penerbangan yang dilakukan di Halim Perdanakusuma.
"Revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma dilakukan dalam rangka peningkatan pelayanan dan keselamatan penerbangan," ungkap Adita saat dihubungi detikcom, Minggu (26/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari website Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, bandara Halim saat ini memiliki runway seluas 3.000 x 45 meter atau sekitar 135.000 meter persegi. Dengan taxiway alias landasan penghubung seluas 150 x 30 meter atau 4.500 meter persegi.
Sementara itu, area parkir pesawat alias apron di Halim Perdanakusuma luasnya 469,5 x 135 meter atau mencapai 63.382,5 meter persegi. Bandara ini mampu menampung 7 kali pesawat jumbo jet atau B-747.
Kemudian, luas terminal penumpang di bandara ini mencapai 5.548 meter persegi. Dua bandara lainnya yang terletak dekat dengan Halim adalah Bandara Soekarno-Hatta dengan jarak 30,59 km dan Bandara Budiarto dengan jarak 36,03 km.
Masalah terbesar yang terjadi di bandara ini adalah pada bagian runway alias landasan pacu. Hal ini diungkap oleh Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Dia menyatakan revitalisasi bandara dilakukan karena perintah langsung Presiden Joko Widodo. Presiden, menurutnya meminta bandara Halim diperbaiki, khususnya pada bagian runway atau landasan pacu bandara.
Pasalnya, dia mengatakan Presiden Jokowi telah merasakan sendiri kasarnya permukaan runway di Halim Perdanakusuma.
"Karena Pak Presiden merasakan betul runway-nya sudah kasar. Bapak-bapak mungkin yang naik pesawat dari Halim merasa berbeda. Oleh karena itu beliau memerintahkan untuk merevitalisasi, utamanya runway," ujar Fadjar saat acara Press Tour and Media Gathering di Gedung Ardhya Loka, Kompleks Halim Perdanakusuma, Cililitan, Jaktim, Rabu (22/12/2021).
Fadjar juga mengatakan runway Halim pun sudah sangat tua usianya. Bahkan tanah di sekitar bandara pun nampaknya sudah mengalami penurunan.
Saking buruknya kualitas bandara saat ini, Fadjar menyebut kondisi runway Halim sudah mendekati ambang batas aman. Maka dari itu revitalisasi wajib dilakukan.
"Runway-nya memang sudah usia tua dan tanah di sekitar Halim ini sedikit, bukan labil ya, saya kurang paham mengenai tanah, tapi yang jelas juga terjadi penurunan," imbuh Fadjar.
"Mungkin ada semacam air tanah dan lain sebagainya, tapi akibatnya runway itu sudah mendekati ambang batas aman," pungkasnya.
Kembali ke Adita, dia bilang revitalisasi bakal dilakukan setelah terbitnya Peraturan Presiden yang melandasi pelaksanaan revitalisasi bandara Halim. Kemenhub pun saat ini masih menunggu pengesahan Perpres tersebut untuk proses revitalisasi Halim selanjutnya.
"Saat ini Kementerian Perhubungan menunggu proses pengesahan PerPres sebagai payung hukum pelaksanaan revitalisasi bandara Halim Perdanakusuma," ujar Adita.
Bandara Halim sendiri sejatinya memang bukan bandara komersial. Bandara ini sebetulnya adalah pangkalan militer TNI Angkatan Udara. Saat ini Komando Operasi Angkatan Udara I (Koops AU I) pun bermarkas di sekitar Halim Perdanakusuma.
Dalam catatan detikcom, Halim Perdanakusuma mulai melakukan penerbangan komersial di tahun 2014. Tujuannya, adalah untuk membantu penerbangan dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang cukup padat.
Sejak tahun 1950 saat bandara ini diberikan oleh pemerintah Hindia Belanda ke Indonesia, Halim langsung dipegang oleh Angkatan Udara Republik Indonesia. Fungsinya juga langsung dijadikan pangkalan udara militer.
Masuk ke tahun 70-an Halim juga sempat menjadi bandara komersial. Saat itu, Halim Perdanakusuma ditugaskan berbagi beban penumpang dengan Bandara Kemayoran.
Setelah Kemayoran ditutup dan digantikan Bandara Soekarno-Hatta, Halim Perdanakusuma mulai mengurangi jadwal penerbangan sipil untuk berfokus guna kepentingan militer, VVIP, dan charter. Lalu pada 2014, Halim mulai dipakai lagi sebagai bandara komersil sampai sekarang.