Brantas Abipraya Garap Proyek Bendungan Mbay NTT, Target Rampung 2024

Brantas Abipraya Garap Proyek Bendungan Mbay NTT, Target Rampung 2024

Ahlu Dzikri - detikFinance
Rabu, 25 Mei 2022 15:27 WIB
Brantas Abipraya Grap Bendungan Mbay di NTT, Target Rampung 2024
Foto: Dok. Brantas Abipraya
Jakarta -

PT Brantas Abipraya (Persero) tengah menggarap Bendungan Mbay di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Perusahaan konstruksi milik negara ini dipercaya untuk membangun Bendungan Mbay Paket II yang ditargetkan selesai pada tahun 2024.

Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya, Miftakhul Anas mengatakan Bendungan Mbay tersebut merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang diproyeksikan menghasilkan air baku 0,21 m3/detik dan memberikan manfaat irigasi terhadap 5.928 ha lahan pertanian.

"Bendungan Mbay yang merupakan salah satu upaya kami dalam mendukung program Pemerintah dalam ketahanan air dan pangan nasional. Bendungan ini memiliki volume tampung total 51,74 juta m3 dengan luas genangan 499,55 hektar (ha)," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (25/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, dalam pembangunan bendungan ini, ruang lingkup pekerjaan perseroan meliputi clearing dan grubbing lokasi inlet tunnel, pekerjaan clearing dan grubbing lokasi outlet ke disposal dan stockpile.

Selain itu, perseroan juga menggarap pembuatan jalan akses rencana galian inlet di disposal dan stockpile, pekerjaan pembuatan jalan akses outlet ke disposal, persiapan pekerjaan galian inlet dan persiapan pekerjaan shotcrete, material serta mobilisasi alat.

ADVERTISEMENT

Sebagai informasi, selain merampungkan Bendungan Mbay, Brantas Abipraya juga sedang mengerjakan proyek bendungan dan irigasi yang menjadi PSN. Di antaranya Bendungan Sepaku Semoi di IKN, Kalimantan Timur, Bendungan Bener di Purworejo, Jawa Tengah, Bendungan Semantok di Nganjuk, Jawa Timur, serta Bendungan Ciawi di Jawa Barat.

Selain memberi nilai tambah untuk daerah sekitar bendungan, pembangunan bendungan ini adalah jawaban dari tantangan climate change atau perubahan iklim yang dihadapi saat ini. Mengingat efek ini mengakibatkan kekurangan air pada musim kemarau yang berkepanjangan dan curah hujan tinggi yang dapat mendatangkan banjir.

Bersambung ke halaman selanjutnya. Langsung klik

Tak hanya itu, melalui anak usahanya yaitu Brantas Energi. Brantas Abipraya turut mendukung pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia melalui pembangunan dan pengoperasian beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Adapun beberapa PLTM yang telah dibangun dan beroperasi adalah PLTM Padang Guci-1 berkapasitas 3X2 Mega Watt (MW) dan PLTM Padang Guci-2 dengan kapasitas 2X3,5 MW di Bengkulu, PLTM Sako-1 di Sumatera Barat dengan kapasitas 2X3 MW, dan PLTS Gorontalo sebesar 2 Mega Watt Peak (MWp) yang berada di Gorontalo. Tahun ini Brantas Energi juga menargetkan untuk mampu mengoperasikan PLTM Maiting Hulu-2 di Toraja Utara, Sulawesi Selatan.

Anas menambahkan kolaborasi bersama PT Wika Industri Energi menunjukkan semangat sinerginya melalui pembangunan PLTS terapung di bendungan-bendungan Barang Milik Negara (BMN) pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Pembangunan bendungan dan pembangkit listrik menjadi sangat penting, inipun merupakan bukti Brantas Abipraya selalu hadir untuk Indonesia dalam mempersiapkan infrastruktur guna mendukung Pemerintah dalam mengatasi tantangan perubahan iklim global," jelasnya.

"Melalui bendungan kita dapat meningkatkan produktivitas pertanian, memudahkan masyarakat sekitar dalam memperoleh air bersih yang bermanfaat untuk kepentingan masyarakat, serta meningkatkan perekonomian masyarakat," pungkasnya.


Hide Ads