2. Tempat Cari Penghidupan
Bagi Femri, Rusfendi, dan kawan-kawannya, menjaga palang pintu menjadi penghidupan. Mereka menggantungkan nasibnya pada palang pintu liar ini.
Selama 3 tahun terakhir, Femri bergantian dengan dua kawannya menjaga perlintasan sebidang di kawasan Citayam, Depok, Jawa Barat. Tepatnya, di palang pintu rel Gang SMP Ratu Jaya.
Selama ini ada dua shift yang dia jalani, terkadang jaga pagi hingga sore dari pukul 5.00-17.00 WIB. Sebaliknya, ada juga shift malam yang dimulai sore pukul 17.00 WIB dan selesai pukul 5.00 WIB esok paginya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya gantiin om saya aja di sini. Awalnya om saya. Dia dapat kerja, saya justru hilang pekerjaan pas pandemi, dulunya saya OB. Ya udah jaga-jaga aja sini dulu," ungkap Femri.
Sebagai penjaga palang pintu, Femri tak memiliki pendapatan yang tepat. Sumbangan sukarela jadi pengharapannya. Syukur-syukur pengguna jalan yang lewat perlintasan mau membagi uang recehnya untuk menambah pundi-pundi pendapatan Femri.
Dalam satu hari, Femri mengaku paling banyak mendapatkan uang dari sumbangan sukarela masyarakat cuma sebesar Rp 50.000. Itu baru angka paling besar, kadang-kadang malah Femri cuma bisa mengumpulkan uang sebesar Rp 20.000-30.000 saja.
Namun dia tak menampik terkadang warga sekitar suka memberikan dia dan timnya uang lebih dalam sebulan karena sudah berjasa menjaga palang pintu. Namun jumlahnya pun tak banyak, harus dibagi ke 3 orang pula.
"Tambahannya ya paling dari pengurus suka ngasih Rp 300.000-400.000, itu juga saya bagi 3 kan. Kalau nggak ya sekolahan ini suka ngasih juga," kata Femri.
Meski terkesan pas-pasan, Femri bilang selama ini pendapatannya cukup buat nafkahi keluarga. "Dicukup-dicukupin aja dah gimana caranya, sering disisihin Rp 5.000 sehari buat bayar kontrakan," tuturnya.
Cerita tak jauh berbeda turut dirasakan Rusfendi, penjaga palang pintu perlintasan sebidang kereta api di Gang Kembang, Citayam. Pria yang sudah selama 20 tahun menjaga palang pintu kereta ini pun mengharapkan sukarela masyarakat untuk mendapatkan penghasilan.
Selain sumbangan receh masyarakat saat lewat perlintasan yang dijaga Rusfendi, dia dan timnya yang berjumlah 3 orang juga diizinkan melakukan penarikan sumbangan dari pintu ke pintu. Sekali jalan, pihaknya bisa mengantongi Rp 500.000-750.000, bahkan pernah sampai Rp 1.000.000.
"Kalau saya kan ibarat sebulan sekali diizinin sama pengurus sini muterin pintu ke pintu minta sumbangan buat palang pintu. Ya bisa dapet sekali jalan Rp 750.000, paling gede Rp 1.000.000, tapi itu dibagi 3," kata Rusfendi.
Sementara untuk sehari-hari, Rusfendi mengandalkan sumbangan receh pengguna jalan. Kira-kira dalam sehari menurutnya bisa mendapatkan uang sebesar Rp 50.000-75.000, paling banyak pernah mencapai Rp 100.000.
Lanjut ke halaman berikutnya