Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkap bahwa PT Hutama Karya (Persero) rugi selama dua tahun berturut-turut. Kerugian ini karena rendahnya pendapatan pada proyek Jalan Tol Trans Sumatera yang telah beroperasi sebagian.
Berikut fakta lengkapnya:
1. Rugi Triliunan 2 Tahun
Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kemenkeu, Rionald Silaban, mengatakan kerugian yang dialami Hutama Karya pada 2020 Rp 2 triliun dan Rp 2,4 triliun pada 2021.
"Ini karena telah beroperasinya Trans Sumatera sedangkan ekspektasi pendapatnya tidak seperti yang diharapkan," jelasnya dalam RDP dengan Komisi XI DPR RI, Senin (3/10/2022).
Pendapatan yang rendah, tetapi memang tidak sejalan dengan meningkatnya aset, liabilitas, dan ekuitas yang didapat Hutama Karya.
"Dari 2014-2022 pada kuartal II aset Hutama Karya naik sebesar 2.000%, liabilitas naik 1.300%, ekuitasnya 5.454%, sehingga menyebabkan beberapa rasionya tertekan sebagaimana kita ketahui debt to EBITDA rasionya meningkat hingga 14,49x, sehingga menunjukkan kebutuhan akan PMN, untuk membantu mengurangi tekanan kepada keadaan keuangan Hutama Karya," jelasnya.
"Oleh karena itu, berkaitan dengan kondisi di atas maka ekuitas berpotensi tergerus sehingga diperlukannya komitmen berkaitan dengan jalan Tol Trans Sumatera," tambahnya.
2. Suntikan Dana Rp 31 T
Kemenkeu menganggarkan tambahan modal Rp 7,5 triliun untuk mempercepat pembangunan lima ruas jalan Tol Trans Sumatera tahap I. Tambahan modal ini juga tindak lanjut pendapatan Hutama Karya yang masih terus merugi.
Rincian pembagian dananya yakni untuk lima ruas jalan tol, Sigli-Banda Aceh Rp 2,83 triliun, Kisaran-Indrapura Rp 1,127 triliun, Pekanbaru-Dumai Rp 1,136 triliun , Indralaya-Prabumulih Rp 2,3 triliun, dan Penanjung-Bengkulu Rp 97 miliar.
Adapun dengan tambahan dana itu, penyertaan modal negara (PMN) kepada Hutama Karya menjadi sebesar Rp 31,350 triliun. Rinciannya tahap pertama menurut UU APBN 2022 Rp 23,85 triliun dan tambahan dari Dana Cadangan Pembiayaan Investasi Rp 7,5 triliun.
3. Suntikan Modal Bentuk Aset
Selain itu, PT Hutama Karya (Persero) juga dianggarkan mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) non tunai berupa aset yakni dua bidang tanah milik eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Nilai dari dua aset itu sebesar Rp 1,93 triliun.
"Adapun aset kami usulkan penambahan modal dari aset eks BPPN berupa tanah 2 lokasi, di Karawaci Tangerang, satu lagi Plaju, Pelembang. Di Karawaci Rp 1,8 triliun, dan di Plaju Rp 122 miliar," tutupnya.
4. Progres Jalan Tol Trans Sumatera
Saat ini jalan Tol Trans Sumatera yang sudah beroperasi tahun ini sepanjang 547 kilometer (km). Targetnya sampai 2023 pada tahap I, Jalan Tol Trans Sumatera sudah selesai sepanjang 1.007 km.
"Total pembangunan Tol Trans Sumatera ada 2.800 km, tahap pertama yang telah beroperasi, tahap 2 backbone yang akan menghubungkan Palembang-Pekanbaru, kemudian tahap II ruas backbone lanjutan yang akan menghubungkan Pekanbaru-Aceh, dan tahap empat ruas ruas feeder, di antara Palembang-Bengkulu dan Pekanbaru-Padang," jelas Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Budi Harto.
Lihat juga Video: Wujud Nyata Pembangunan Masa Depan, Jalan Tol Trans Sumatera
(ada/ara)