Menteri PUPR Basuki Hadimuljono merespons masalah jalan Tol BSD yang jadi langganan banjir. Ruas jalan tol Pondok Aren-Serpong tersebut belakangan ini seringkali banjir setiap hujan deras mengguyur kawasan Tangerang Selatan.
Merespons masalah tersebut, Basuki menegaskan sejauh ini pihaknya sudah menurunkan tim untuk melakukan evaluasi menyeluruh pada jalan tol tersebut.
"Lagi kita evaluasi memang ini, sebetulnya ada apa ini," kata Basuki ditemui wartawan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (4/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menegaskan peringatan pun sudah diberikan oleh pihaknya kepada pengelola jalan Tol BSD akibat banjir yang sering terjadi. Namun, untuk sanksi kepada operator pihaknya masih menunggu hasil evaluasi yang dilakukan.
"Kita lihat dulu kenapanya, yang penting jangan banjir dulu. Kalau peringatan pasti ada, kalau sanksinya kita lihat nanti penyebabnya dulu," sebut Basuki.
"Saya mau evaluasi dulu yang jelas kenapa itu begitu, saya belum tahu persis bagaimana teknisnya, evaluasi tim kita lagi jalan," lanjutnya.
![]() |
Tol BSD belakangan ini memang telah menjadi langganan banjir. Bukan cuma sekali, di bulan September saja jalan tol di Tangerang Selatan itu sudah dua kali mengalami kebanjiran.
Dalam catatan detikcom, Tol BSD terakhir kali kebanjiran pada Jumat 23 September kemarin. Setelah diguyur hujan deras, genangan air muncul di jalan Tol BSD KM 8. Tol BSD pun ditutup dengan menyisakan antrean panjang kendaraan yang mau masuk tol.
Di awal September pun Tol BSD sempat kebanjiran juga. Titik banjirnya pun ternyata sama, di KM 8 juga. Tol BSD pun ditutup juga saat itu. Banjir kala itu disebut sudah mencapai 40 cm ketinggiannya.
Ada usulan tarif tol gratis. Cek halaman berikutnya.
Simak juga Video: Sejumlah Motor Mogok Usai Terobos Banjir di Jalan Kapten Tendean Jaksel
Usulan Tarif Gratis
Menurut Koordinator Indonesia Toll Road Watch (ITRW) Deddy Herlambang seharusnya saat terjadi banjir di tol dan membuat kemacetan panjang harusnya tarif jalan tol digratiskan.
Dia menilai seharusnya jalan tol memberikan pelayanan optimal bagi pengguna jalan. Khususnya, memberikan kelancaran saat menggunakan jalan. Hal itu bisa dinilai dari kecepatan pengemudi dan juga waktu tempuh.
Maka dari itu, apabila banjir terjadi dan tidak bisa diantisipasi kemudian menimbulkan kemacetan artinya memberikan kerugian bagi pengguna jalan. Maka seharusnya tarif yang dibebankan digratiskan.
"Mereka (pengguna jalan) yang terjebak banjir itu seharusnya tarifnya gratis tak usah bayar. Itu kompensasi paling mudah. Orang udah bayar kok, niatnya jalan lancar malah macet kan," sebut Deddy saat dihubungi detikcom, Jumat (30/9/2022) yang lalu.
Basuki pun menerima usulan tersebut. Dia bilang kalau memang terjadi kemacetan karena banjir terjadi, seharusnya jalan tol digratiskan saja tarifnya.
"Ya (gratiskan tarif) itu salah satunya, bisa aja. Pas macet jalan banjir kan, bisa juga," ungkap Basuki.
"Kalau macetnya karena banjir, bisa juga. Cuma kan kalau di dalam kota ini kan macet terus, nggak bisa juga," tambahnya.
Sejauh ini, Basuki bilang memang tidak ada aturan tertulis yang jelas menyatakan apabila kemacetan terjadi di jalan tol, tarif harus digratiskan. Semuanya baru berupa kesepakatan saja antara PUPR dengan asosiasi badan usaha jalan tol. Penerapannya pun hanya pada kondisi tertentu saja.
"Aturan sanksinya... Itu saya kira kesepakatan aja antara PU dengan asosiasi tol," ungkap Basuki.
Baca juga: Duh... Jalan Tol BSD Jadi Langganan Banjir! |
Cuma, Basuki bilang pihaknya akan menerima masukan apabila kompensasi tol gratis bila terjadi kemacetan mau dijadikan aturan tertulis yang jelas. "Saya kira ini jadi masukan untuk saya ya," sebutnya.
Basuki pun mempersilakan apabila ada saran dari masyarakat soal saran bentuk kompensasi lain yang bisa diterapkan apabila kemacetan terjadi di jalan tol.
"Kalau dari masyarakat memangnya apa usulannya? Ini serius," ujar Basuki.
(hal/ara)