Jakarta -
Pemerintah akan segera memulai pembangunan jalan tol baru yang akan menghubungkan kawasan Kabupaten Tangerang ke sisi utara Jakarta, yakni Jalan Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg. Langkah ini sejalan dengan telah ditandatanganinya perjanjian pengusahaan jalan tol oleh PT Duta Graha Karya selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
Berikut sederet fakta terkait dengan Jalan Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg.
1. Nilai Proyek Capai Rp 23 Triliun
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan, proyek ini diprakarsai dengan nilai investasi keseluruhan mencapai Rp 23,22 triliun. Pembiayaan ini dilaksanakan dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) atas Prakarsa Badan Usaha (unsolicited project) yang sepenuhnya investasi dari Badan Usaha.
Demi menjamin kelancaran proyek ini, ia mewanti-wanti para kontraktor dan konsultan pengawas dalam proses pembangunan infrastruktur. Selain itu, Basuki juga menginstruksikan kepada Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR untuk memonitor kualitas konstruksi mulai dari perencanaan desain hingga proses pembangunan.
"Saya terus berpesan kepada para kontraktor dan konsultan pengawas dalam pembangunan infrastruktur untuk terus memperhatikan kualitas, estetika dan keberlanjutan lingkungan, juga tidak main-main dengan mutu hasil pekerjaan serta harus menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya," kata Basuki, dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (2/8/2023).
Lihat juga Video 'Koster Tolak Tegas Wacana Pembangunan Tol Bawah Laut Jawa-Bali':
[Gambas:Video 20detik]
2. Ditargetkan Rampung 2026
Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Miftachul Munir mengatakan, secara keseluruhan proyek pembangunan Jalan Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg ini akan dibagi ke dalam 8 seksi. Proyek tol sepanjang sepanjang 38,60 km ini ditargetkan rampung dan tersambung sepenuhnya pada 2026 mendatang.
"Untuk Seksi 1 hingga 4 mulai dari Jalan Tol Sedyatmo hingga Kohod ditargetkan akan selesai konstruksinya dan dioperasikan pada tahun 2025. Selanjutnya untuk Seksi 5 hingga 8 dari Kohod hingga Rajeg ditargetkan selesai konstruksinya pada tahun 2026," kata Munir.
Adapun pembagian 8 seksi tersebut antara lain Seksi 1 Sedyatmo-Kosambi sepanjang 6,7 km, Seksi 2 Kosambi-Teluknaga 3,7 km, Seksi 3 Teluknaga-Tanjung Pasir 3,1 km, Seksi 4 Tanjung Pasir-Kohod 3,65 km, Seksi 5 Kohod-Surya Bahari 5,15 km, Seksi 6 Surya Bahari-Pakuhaji 5,5 km, Seksi 7 Pakuhaji-Mauk 5,1 km, dan Seksi 8 Mauk-Rajeg 5,7 km.
Nantinya, jalan tol ini juga akan memiliki dua buah Junction (JC) yaitu, JC Sedyatmo yang terkoneksi dengan Jalan Tol Prof. Sedyatmo, dan JC Rajeg yang terkoneksi dengan Tol Semanan-Balaraja. Selain itu, terdapat pula tujuh Simpang Susun (SS), meliputi SS Kosambi, SS Teluk Naga, SS Tanjung Pasir, SS Kohod, SS Surya Bahari, SS Paku Haji, dan SS Mauk.
3. Digarap 2 Konglomerat
Proyek tol ini diprakarsai oleh konsorsium Salim Group-Agung Sedayu, yang mana keduanya merupakan kunci dari pengembangan kawasan kota mandiri Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 atau The New Jakarta City. Adapun konsorsium hasil bentukan dua perusahaan konglomerat RI ini ialah PT Duta Graha Karya.
PT Duta Graha Karya sendiri memperoleh masa konsesi 40 tahun terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Adapun perusahaan tersebut telah ditetapkan sebagai pemenang lelang pengusahaan jalan tol tersebut berdasarkan atas penerbitan Surat Menteri PUPR nomor PB 0201-Mn/1320 tanggal 22 Juni 2023.
4. Mendukung Pengembangan PIK 2
Jalan Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg nantinya akan terkoneksi dengan kota mandiri PIK 2 alias The New Jakarta City, yang memuat kawasan bisnis, hunain, hingga hiburan. Hal ini sejalan dengan lokasi tol yang akan melintasi kawasan hasil reklamasi seluas 2.650 hektare itu.
"Jalur jalan tol ini melewati daerah pantai pasti banyak tanah lunak, harus ada ketelitian dalam penelitian geologi tanah. Supaya dalam pelaksanaannya sesuai yang direncanakan, sehingga memperlancar konstruksinya," kata Basuki.
Basuki mengatakan, pembangunan jalan tol ini bertujuan untuk mengembangkan kawasan Kabupaten Tangerang bagian utara. Proyek ini juga menjadi salah satu upaya dalam mendukung kelancaran lalu lintas kendaraan karena akan tersambung Provinsi Banten dan Provinsi DKI Jakarta.
Selain itu, lanjut Basuki, pembangunan jalan tol ini nantinya juga diharapkan akan turut memperlancar distribusi logistik ke Pelabuhan Merak. Diharapkan, keberadaan tol ini juga dapat mendukung pengembangan ekonomi di kawasan tersebut.
"Ini merupakan sistem jalan tol di koridor Jawa sebelah Barat untuk pengembangan wilayah ekonomi. Kalau dilihat jalurnya jalan tol ini akan tembus ke Jalan Tol Jakarta-Merak, sehingga nanti mudah-mudahan yang dari Barat tidak perlu lewat Jalan Tol Dalam Kota Jakarta," ujarnya.