4 Fakta Bandara Dhoho yang Dibangun Gudang Garam Rp 13 Triliun

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Sabtu, 09 Des 2023 06:27 WIB
Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Kediri -

Bandara Internasional Dhoho di Kediri, Jawa Timur, segera diresmikan pemerintah. Bandara yang masuk Proyek Strategis Nasional (PSN) ini digarap oleh PT Gudang Garam Tbk, melalui anak usaha PT Surya Dhoho Investama (SDHI).

Dalam rangka persiapannya menuju masa pengoperasian, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berkunjung ke lokasi. Budi Karya meninjau langsung uji verifikasi dan kalibrasi yang tengah dilakukan di bandara tersebut.

(1) Target Operasi Januari 2024

Budi Karya mengatakan, setelah uji ini rampung, pekan depan akan dilakukan tahap pra-operasi, yaitu tes dengan take off dan landing menggunakan beberapa pesawat. Ia memperkirakan, operasional secara komersial akan dilakukan di sekitar Januari-Februari 2024.

"Kita akan tetapkan komersialnya setelah syarat-syarat yang ditetapkan berlaku. Insyaallah (sekitar) Januari-Februari 2024," katanya, dalam Konferensi Pers di Bandara Dhoho, Kediri, Jawa Timur, Jumat (8/12/2023).

Sementara dari segi akses, nantinya akan ada Tol Kediri-Tulungagung sepanjang 44,51 km senilai Rp 10,26 triliun. Tol ini nantinya akan tersambung ke Tol Kertosono-Kediri yang akan melintasi kawasan Bandara Internasional Dhoho.

(2) Dibangun 5 Tahun, Telan Dana Rp 13 Triliun

Bandara ini merupakan proyek Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) atas Prakarsa Badan Usaha (unsolicited), di mana 100% dana berasal dari swasta. Dalam pengoperasiannya, posisi operator bandara akan diduduki oleh PT Angkasa Pura I (Persero).

Direktur PT Surya Dhoho Investama (SDHI) Maksin Arisandi mengatakan, untuk mengembangkan proyek ini pihaknya menyiapkan dana senilai Rp 13 triliun. Awalnya, perusahaan hanya menganggarkan Rp 10 triliun, namun pada pertengahan 2023 ini suntikan dana ditambah sebesar Rp 3 triliun.

"Budget yang kita siapkan (investasi) sampai Rp 13 triliun," kata Maksin dalam momentum yang sama.

Maksin mengatakan, proyek ini menghabiskan waktu sekitar 5 tahun, dari mulai awal pembebasan lahan hingga saat ini. Adapun berdasarkan data per 27 November 2023, progres pembangunan bandara ini telah mencapai 99,93% alias hampir rampung.

Untuk timeline-nya, pembebasan lahan untuk proyek ini dimulai pada 2018 hingga akhir 2020. Tidak lama setelahnya, dilakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama. Maksin mengatakan, proses pembebasan lahan ini menjadi tahapan paling menantang dalam pembangunan proyek ini. Hal ini lantaran pihaknya harus menghadapi pihak-pihak pencari keuntungan.

"Dukungan dari Pemkot (Kediri) luar biasa. Tanpa dukungan pemkot, tidak akan bisa selesai (pembebasan lahan) dalam waktu yang cepat," ujarnya.

Kembali kepada Budi Karya, ia turut mengapresiasi Gudang Garam sebagai perusahaan swasta yang bersedia memberikan pendanaan penuh untuk pembangunan bandara ini. Harapannya, langkah ini dapat memicu perusahaan-perusahaan swasta lain dalam mendorong pembangunan bandara.

"Ini adalah proyek unsolicited KPBU pertama yang dari awal kita design bersama-sama, sampai ini selesai. Dan ini adalah satu contoh bahwa Indonesia punya swasta yang memiliki komitmen dalam membangun konektivitas di Indonesia dan internasional. Dan Ini bisa jadi contoh bagi swasta-swasta yang lain untuk berinvestasi di bandar," tuturnya.

(3) Runway Bisa Dipakai Berbagai Pesawat

Di sisi lain, Budi Karya menilai, bandara ini memiliki landasan pacu alias runway yang cukup besar hingga bisa digunakan oleh segala jenis pesawat. Hal ini memungkinkan pesawat-pesawat berukuran raksasa seperti Boeing 777 dan Airbus A380 yang punya badan pesawat lebar, bisa mendarat di sana.

"Apa yang dibangun sangat signifikan, runway dengan panjang 3.300 meter dan lebar 45 meter. Bisa didarati (pesawat Boeing) 777 maupun (Airbus) 380, jadi segala jenis pesawat bisa mendarat di sini," ujar Budi Karya.

(4) Rencana Jadi Embarkasi Haji

Lebih lanjut, bandara ini nantinya juga dapat dijadikan alternatif tempat pemberangkatan jemaah haji atau embarkasi. Budi Karya mengatakan, Jawa Timur sendiri merupakan salah satu daerah dengan jumlah jemaah haji dan umroh terbanyak dalam setiap periodenya, sehingga keberadaan alternatif selain Bandara Juanda Surabaya dirasa penting.

"Ini adalah daerah yang sangat banyak sekali jemaah dari umroh dan haji. Kami sudah akan memberikan izin umroh, untuk umroh dan haji (dari Bandara Dhoho), dan sudah dilengkapi dengan hotel," ujarnya.

Kendati demikian, ia tak merincikan lokasi dari hotel tersebut, apakah akan berada di dalam kawasan bandara atau tidak. Biasanya, keberadaan hotel untuk jemaah haji terletak satu kawasan dengan airport atau setidaknya berjarak cukup dekat.




(shc/hns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork