Vietnam Bakal Bangun Proyek Kereta Cepat Tanpa Bantuan Asing!

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 07 Okt 2024 16:47 WIB
Ilustrasi Kereta Cepat - Foto: BBC
Jakarta -

Vietnam punya rencana besar untuk mengembangkan jalur kereta api berkecepatan tinggi. Kereta cepat ini bakal menghubungkan kawasan utara hingga selatan.

Pemerintah Vietnam menyatakan akan menggunakan dana dan teknologi dalam negeri untuk pembangunan mega proyek yang satu ini. Hal itu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada pinjaman luar negeri dan memastikan kontrol yang lebih baik konstruksi, transfer teknologi, dan operasional jangka panjang,

Dilansir dari VN Express International, Senin (7/10/2024), Nguyen Danh Huy, Wakil Menteri Transportasi Vietnam menyebutkan proyek kereta api berkecepatan tinggi tersebut akan didanai oleh anggaran negara, sehingga meminimalisir kebutuhan transfer teknologi asing.

Huy menjelaskan bahwa kementerian telah meneliti proyek tersebut selama 18 tahun, dengan mengirimkan beberapa delegasi untuk belajar dari pengalaman negara lain.

Proyek tersebut diperkirakan menelan sekitar US$ 67,34 miliar atau sekitar Rp 1.050 triliun (kurs Rp 15.600) dengan pendanaan yang sebagian besar bersumber dari anggaran pusat, obligasi pemerintah, kontribusi dari daerah, dan pinjaman berbunga rendah.

"Dengan semangat kemandirian dan kepercayaan diri, Politbiro telah memutuskan kami tidak akan bergantung pada pinjaman luar negeri, karena pinjaman dari negara mana pun sering kali disertai syarat," kata Huy.

Dia menambahkan pinjaman luar negeri yang dilakukan akan ditarik seminimal mungkin dan harus mencakup ketentuan untuk transfer teknologi ke Vietnam. Pemilihan teknologi kereta api berkecepatan tinggi pun akan didasarkan pada biaya dan potensi akuisisi teknologi dalam negeri.

Bahkan, untuk kontraktor asing yang mungkin akan terlibat harus memanfaatkan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri. Hal ini memungkinkan perusahaan lokal untuk berkontribusi pada pembangunan proyek dengan prediksi perputaran uang sampai US$ 34 miliar.

Industri konstruksi Vietnam sejauh ini dinilai mampu menangani jalan, jembatan, terowongan, dan jembatan kabel. Maka dari itu, Huy percaya diri industri lokal akan sangat layak untuk diajak berpartisipasi.

Menurut Kementerian Transportasi, industri lokal suda bisa menguasai teknologi kereta api berkecepatan tinggi untuk kecepatan 250 kilometer per jam (kpj), 300 kpj, dan 350 kpj. Studi menunjukkan bahwa dengan transfer teknologi dan kebijakan yang tepat, Vietnam dapat memperoleh keahlian dalam konstruksi, operasi, pemeliharaan, dan akhirnya melokalisasi produksi suku cadang pengganti.

Mengenai kecepatan, Kementerian Transportasi mencatat teknologi 250 kpj dikembangkan sekitar 50 tahun yang lalu dan menjadi standar sejak 25 tahun yang lalu di Vietnam, sehingga cocok untuk jarak pendek dan menengah.

Namun, tren global untuk rute jarak jauh lebih dari 800 km, seperti rute utara-selatan Vietnam, sekarang adalah 350 kpj, yang lebih cocok untuk daerah dengan kepadatan penduduk tinggi.

Konsultan memperkirakan bahwa pada jalur kereta api utara-selatan Vietnam, yang menghubungkan Hanoi dan Ho Chi Minh City, jalur 350 kpj dapat menarik 12,5% lebih banyak penumpang dibandingkan dengan jalur 250 kpj. Meskipun membangun jalur 350 kpj membutuhkan biaya 8-9% lebih banyak, peningkatan dari 250 kpj nantinya akan sulit.

"Merancang rel kereta api berkecepatan 350 kpj lebih menarik dan efisien, dan kemungkinan akan menarik lebih banyak penumpang daripada desain berkecepatan 250 km/jam, meskipun biaya infrastrukturnya lebih tinggi," kata Huy.

Timeline Pembangunan

Mulai tahun depan proyek ini akan mulai berjalan. Di tahun 2025 hingga 2026, pemerintah Vietnam bakal melakukan pemilihan konsultan internasional dan pelaksanaan studi kelayakan.

Kemudian, pembebasan lahan dan pemilihan kontraktor untuk ruas Hanoi-Vinh dan Nha Trang-Ho Chi Minh diharapkan akan dimulai pada akhir tahun 2027.

Sementara itu, pekerjaan pada ruas Vinh-Da Nang dan Da Nang-Nha Trang direncanakan pada tahun 2028-2029, dengan seluruh jalur dijadwalkan selesai pada akhir tahun 2035.

Huy mengakui bahwa proyek infrastruktur sering kali mengalami penundaan karena masalah pembebasan lahan. Namun, rel kereta api cepat utara-selatan merupakan prioritas utama dengan dukungan politik yang kuat, dan sumber daya domestik dan internasional akan dimobilisasi untuk memastikan penyelesaian yang tepat waktu.

Kereta cepat Vietnam akan memiliki jalur ganda dengan lebar rel 1.435 mm, dialiri listrik untuk kecepatan desain 350 kpj dan kapasitas beban 22,5 ton per gandar.

Jalur sepanjang 1.541 km tersebut akan mencakup 23 stasiun penumpang dan lima stasiun barang, yang melayani penumpang dan jika diperlukan ada kereta pengangkut barang. Kereta api utara-selatan saat ini akan terus melayani perjalanan barang dan penumpang jarak pendek.

Proyek ini diharapkan akan ditinjau untuk mendapatkan persetujuan investasi selama sesi kedelapan Majelis Nasional ke-15, yang dimulai pada tanggal 20 Oktober.




(hal/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork