Proyek Bendungan Rp 1,26 T Digeber, Target Rampung 2026

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 01 Agu 2025 14:57 WIB
Foto: Proyek Bendungan Karangnongko Rp 1,26 T Digeber, Target Rampung 2026. Foto: Dok Kementerian PU
Jakarta -

Pemerintah terus mempercepat pembangunan Bendungan Karangnongko yang berlokasi di perbatasan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dan Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Proyek senilai Rp 1,26 triliun ini ditargetkan rampung pada 2026 dan menjadi salah satu infrastruktur kunci ketahanan air dan pangan nasional.

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan bendungan tak hanya berfungsi sebagai penampungan air, tapi juga sebagai alat pengelolaan ketersediaan air sepanjang tahun, terutama untuk mendukung sektor pertanian.

"Dengan selesainya pembangunan fisik bendungan, fokus selanjutnya adalah percepatan pengembangan jaringan irigasi teknis. Ini penting untuk mendukung produktivitas pertanian dan meningkatkan jumlah masa panen bagi petani," ujar Dody, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (1/8/2025).

Bendungan Karangnongko merupakan bagian dari strategi besar Kementerian PU dalam program PU608 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8% pada 2029.

Proyek ini mulai dibangun sejak 2023 oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo melalui dua paket pekerjaan dengan total nilai kontrak Rp 1,26 triliun. Bendungan ini dirancang memiliki kapasitas tampung sebesar 59,1 juta meter kubik (m³).

Air dari bendungan akan dialirkan ke Daerah Irigasi (DI) Karangnongko Kiri di Blora seluas 1.746 hektare (Ha) dengan debit 2,85 m³/detik, dan DI Karangnongko Kanan di Bojonegoro seluas 5.203 Ha dengan debit 7,90 m³/detik.

Tak hanya itu, bendungan ini juga akan memperkuat pasokan air ke kawasan Solo Valley Werken, sistem irigasi warisan era Hindia Belanda yang mencakup wilayah Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, dan Surabaya dengan cakupan hingga 62.000 Ha.

Dengan luas genangan 1.026,55 Ha, Bendungan Karangnongko juga diproyeksikan bisa menyuplai air baku sebesar 1.150 liter/detik untuk Bojonegoro, Ngawi, Blora, dan Tuban. Suplai ini bisa memenuhi kebutuhan air minum sekitar 270.305 jiwa.

Dari sisi pengendalian banjir, bendungan ini mampu mereduksi debit banjir Sungai Bengawan Solo hingga 760 Ha. Ini akan melengkapi fungsi bendung lain seperti Bendung Gerak Bojonegoro, Babat, dan Sembayat, yang selama ini menjadi andalan pengendalian banjir di wilayah hilir Lamongan.

Kepala BBWS Bengawan Solo, Gatut Bayuadji, menambahkan bahwa bendungan juga berpotensi dikembangkan menjadi sumber energi terbarukan.

"Nantinya juga berpotensi sebagai destinasi wisata berbasis air dan kuliner yang sejalan dengan pengembangan kawasan berbasis ekonomi lokal Kabupaten Bojonegoro maupun Blora," kata Gatut.

Selain menyuplai air dan mengendalikan banjir, Bendungan Karangnongko juga bisa difungsikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas 1 Mega Watt. Proyek ini diharapkan mampu mendorong ketahanan energi, mendukung pertanian, dan menggerakkan perekonomian wilayah sekitar.

Lihat juga Video: Jokowi Resmikan Bendungan Temef di NTT yang Telan Anggaran Rp 2,7 T




(hal/rrd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork