Hendrikus Passagi menerangkan, meningkatkan jumlah penyaluran tak lepas dari kemudahan yang ditawarkan penyedia jasa ini.
"Kami antisipasi sampai akhir Desember Rp 18 triliun-Rp 20 triliun," kata Hendrikus.
Dia mengatakan, jumlah pencari pinjaman (borrower) tercatat 1,8 juta hingga Agustus. Pada akhir tahun, jumlah ini akan naik sampai 3 juta.
Terkait jumlah pemberi pinjaman (lender) saat ini mencapai 150 ribu pihak. Dirinya tak menerangkan secara detail jumlah pemberi pinjaman, baik perorangan atau institusi. Tapi, dia menuturkan, sekitar 20% berasal dari luar negeri.
"Ada aliran dana luar negeri yang sudah dikonversi mata uang rupiah untuk dipinjamkan bagi seorang peminjam, tidak ada risiko negatif sama sekali," ujarnya.
Dia menuturkan, saat ini ada 73 P2P yang diawasi OJK. Satu sudah berizin, dan 72 di antaranya sudah terdaftar OJK.
"Berizin dan terdaftar lebih pada hubungannya kalau ada calon investor baru yang akan menanamkan, kalau biasanya investor asing menyuntikan dana pengembangan usaha ini melihat status ini, dari sisi operasional tak ada bedanya," terang Hendrikus.