Berdasarkan rapat koordinasi KSSK, Heru menyebutkan pertumbuhan kredit telah meningkat 12,69%. Hal ini bisa menjadi salah satu faktor pendorong laju perekonomian nasional.
"Namun, pengawas terus cermati beberapa hal. Dari sisi permodalan, bank masih kuat, CAR 23%, ini menunjukkan penguatan," kata Heru di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (1/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Heru menyebutkan Non Performing Loan (NPL) juga masih terjaga, di mana per September tahun ini gross nya 2,66% dan nett 1,7%.
"Artinya, di tengah pertumbuhan kredit yang baik, CAR dan NPL masih terjaga. Industri jasa keuangan masih catatkan efisiensi yang cukup baik," ungkap dia.
Meski demikian, heru mengungkapkan bahwa OJK melihat adanya pengetatan likuiditas seiring dengan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh melambat 6,6%.
"Kami lihat kondisi likudiitas yang mengetat, namun buffer terjaga. Tapi dengan koordinasi dengan BI, kami yakin momentum ini masih terjaga," jelas dia.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pihaknya akan terus bekerja sama dengan OJK dalam menjaga likuiditas.
"Kami juga memantau secara total maupun antar buku, kami sudah memberikan likuiditas itu perlu cukup, tidak boleh berlebih tapi tidak boleh kurang," jelas Perry.