Sri Mulyani meminta kepada seluruh pejabat dan pegawai Kementerian Keuangan untuk menyesuaikan perkembangan teknologi dalam menentukan suatu kebijakan ke depannya.
Sri Mulyani menyebutkan bahwa sekarang ini terdapat teknologi pembayaran digital seperti Go-Pay dan OVO.
"Kita harus memahami ini, mengantisipasi, mengelola, memanage, memanfaatkan. Kalau tidak kita ketinggalan. Ini tanggung jawab yang berat," kata Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (12/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak mungkin Kemenkeu punya gen digital kalau anda tidak memahaminya. Kita tidak mampu menyiapkan policy tentang digital payment, GoPay berbagai macam, OVO, kita seperti digiring," ujar dia.
"Sebagai institusi harus berpikir ini artinya apa, implikasinya apa, tidak hanya pengguna. Kalau Kemenkeu hanya fokus APBN, mikir jelasin utang, kita harus gerak cepat," tambah dia.
Apalagi, kata Sri Mulyani, terdapat 55 juta penduduk Indonesia merupakan pengguna smartphone.
"Kalau kita mikirnya sepele jangan kaget Indonesia hanya jadi pasar. 55 juta masyarakat kita punya daya beli mantap, penggunaan telpon genggam, growth internet double digit, ini potensial sebagai market," ungkap dia.