Cerita Utang yang Disebut Bikin Bank BUMN Digadaikan ke China

Cerita Utang yang Disebut Bikin Bank BUMN Digadaikan ke China

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Sabtu, 06 Jul 2019 09:52 WIB
Cerita Utang yang Disebut Bikin Bank BUMN Digadaikan ke China
Bank Mandiri/Foto: Dikhy Sasra
Menanggapi hal tersebut Peneliti INDEF Bhima Yudhistira menjelaskan dalam prosesnya dijaminkan dan digadaikan itu adalah dua hal yang berbeda.

"Untuk menarik pinjaman biasanya aset suatu perseroan dijadikan jaminan. Artinya ketika gagal bayar baru aset dilikuidasi untuk membayar pinjaman," ujar Bhima saat dihubungi detikFinance, Jumat (5/7/2019).

Sementara itu, menurut dia jika digadaikan artinya aset sudah diserahkan lebih dulu ke pemberi kredit pada saat penarikan pinjaman.

"Kan beda itu, nah dalam konteks bank BUMN lebih tepat asetnya dijaminkan bukan digadaikan," kata dia.

Bhima menegaskan, untuk bank BUMN sendiri masih jauh dari kriteria gagal bayar. Asalkan bank lebih berhati-hati dalam mengendalikan risiko fluktuasi kurs dan selektif menyalurkan kredit ke proyek infrastruktur jangka panjang.

Eva Sundari juga sebelumnya menjelaskan masing-masing dirut sudah menyebut bahwa persentase pinjaman dari China jumlahnya kecil di masing-masing bank.

"Tidak signifikan dibanding total pinjaman b to b dari bank-bank luar negeri lainnya di bank tersebut. Jadi tuduhan tersebut adalah hoax," kata dia.

Dia menambahkan apalagi aset tiga bank BUMN totalnya mencapai Rp 3.285 triliun. Per kuartal I-2019 total aset Bank Mandiri mencapai Rp 1.206 triliun, BRI Rp 1.279 triliun, dan BNI Rp 800 triliun. Dengan jumlah total aset sebanyak ini tidak mungkin pemerintah menggadaikan untuk utang Rp 42 triliun.

Ekonom CSIS Fajar B Hirawan menjelaskan tenor pinjaman dari CDB untuk bank BUMN ini cukup panjang dan komposisi 70% dolar AS dan 30% yuan.

"Dengan durasi 10 tahun, menurut saya, bank BUMN dapat mengurangi ketidaksesuaian antara dana simpanan dan investasi," jelas dia.

Dia menyampaikan struktur dana bank di Indonesia itu biasanya didominasi oleh simpanan berdurasi singkat (deposito 1 bulan), sehingga membatasi bisnis berdurasi panjang, seperti poyek infrastruktur. Jika dihitung, pinjaman dari CDB relatif kecil dibandingkan aset ke tiga bank BUMN kita. Jadi seharusnya tidak perlu khawatir bank BUMN kita gagal bayar. Bank-bank tersebut juga memiliki profil keuangan dan kinerja baik.

"Yang terpenting adalah pinjaman dari CDB menggunakan skema B2B (business to business). Jadi menurut saya tidak tepat tuh istilah penggadaian 3 bank BUMN ke pemerintah China melalui CDB karena murni yang mereka lakukan adalah pembiayaan bisnis," jelas dia. (kil/ara)



Simak Video "Video: Kepanikan Warga Rongjiang China saat Banjir Besar Melanda"
[Gambas:Video 20detik]
Hide Ads