Redenominasi atau pemenggalan 3 angka nol di mata uang rupiah tanpa disadari sudah mulai diterapkan di beberapa instrumen di dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Meski redenominasi belum berhasil diterapkan di mata uang rupiah terbitan Bank Indonesia (BI), namun pencantuman harga di sejumlah produk sudah menghilangkan 3 angka nol.
Misalnya saja harga produk di kafe Kopi Kenangan, Starbucks, dan gerai minuman Chatime. Begitu juga di sejumlah penjual online di sosial media Instagram yang sudah tak mencantumkan 3 angka nol di harga produknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat kondisi itu, apakah Indonesia sudah siap untuk redenominasi?
Menurut ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah, Indonesia sudah siap menerapkan redenominasi pada mata uang rupiah yang diedarkan ke masyarakat.
Ia menyadari, syarat kesuksesan redenominasi ialah diterapkan ketika perekonomian, baik itu inflasi atau pergerakan harga-harga, dalam kondisi yang stabil. Piter pun juga sadar betul saat ini perekonomian tengah menghadapi tekanan dari dampak virus Corona (COVID-19). Namun, menurutnya jika redenominasi sudah ditetapkan sebagai program yang difokuskan Pemerintah, maka penerapannya masih membutuhkan proses dengan waktu yang panjang.
"Siap kalau menurut saya. Jangan melihat wabahnya sekarang. Sekali lagi redenominasi, kalau pun disepakati sekarang bukan akan dilaksanakan sekarang, prosesnya itu panjang," kata Piter kepada detikcom, Kamis (16/7/2020).