Naik 4%, Penyaluran Kredit Bank Mandiri Sudah Rp 871 T

Naik 4%, Penyaluran Kredit Bank Mandiri Sudah Rp 871 T

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 19 Agu 2020 12:23 WIB
kredit
Foto: shutterstock

Secara keseluruhan, penyaluran KUR Bank Mandiri sampai dengan Juni 2020 telah mencapai Rp 7,03 triliun atau 39,7% dari target penyaluran tahun ini yang mencapai Rp 17,7 triliun, dengan jumlah penerima sebanyak 84.500 debitur. Dengan demikian, outstanding KUR Bank Mandiri sejak tahun 2015 hingga saat ini mencapai Rp31,5 triliun kepada 1,65 juta debitur.

"Kami juga telah melakukan sosialisasi ke 1.748 jaringan Mandiri mikro di seluruh Indonesia terkait kebijakan KUR 0% bagi Ibu Rumah Tangga dan pegawai yang PHK untuk memulai usaha," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di samping itu, katanya, Bank Mandiri juga telah merestrukturisasi kredit 324.085 debitur UMKM dengan nilai outstanding Rp 32,6 triliun per 13 Agustus 2020 untuk mendukung keberlangsungan usaha. Secara keseluruhan, total kredit yang direstrukturisasi sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 11/POJK.03/2020 mencapai Rp 119,3 triliun dari 545.692 debitur. Adapun skema restrukturisasi yang diberikan adalah penundaan pembayaran tagihan serta pembebasan bunga.

Royke Tumilaar menambahkan, pihaknya terus memastikan strategi pertumbuhan yang konservatif melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan analisis sektor yang cermat dalam penyaluran kredit dengan pencapaian rasio kredit bermasalah Bank Mandiri di level 3,28%.

ADVERTISEMENT

"Untuk mengantisipasi potensi ketidakpastian ekonomi ke depan, kami juga membangun pencadangan untuk memastikan terjaganya kualitas aset. Per Juni 2020, rasio coverage CKPN konsolidasi kami berada di kisaran 195,5%," katanya.

Meski meningkatkan pencadangan, Royke menjelaskan, pihaknya memastikan bahwa likuiditas perseroan berada pada level yang aman dan dapat mendukung skenario ekspansi perseroan. Hal ini didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) konsolidasi yang mencapai 15,82% secara year on year menjadi Rp 976,6 triliun, dimana komposisi dana murah mencapai 61,9%.

Dengan berbagai strategi bisnis tersebut, Royke menyebutkan, pihaknya cukup bersyukur karena mampu menjaga kinerja perseroan dengan pencapaian aset konsolidasi yang sebesar Rp 1.359,4 triliun atau meningkat 10,02% yoy dan membukukan laba bersih konsolidasi triwulan II-2020 sebesar Rp 10,3 triliun.

"Kita sama-sama berharap bahwa berbagai kebijakan pemerintah yang didukung oleh berbagai elemen bangsa, termasuk industri keuangan, akan dapat menggeliatkan kembali perekonomian domestik," kata Royke.


(kil/fdl)

Hide Ads