Laba Empat Bank BUMN 'Terjangkit' Corona

Laba Empat Bank BUMN 'Terjangkit' Corona

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 19 Agu 2020 20:35 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Empat bank BUMN yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) telah merilis kinerja keuangan periode semester I 2020.

Akibat tekanan pandemi COVID-19 ini, bank mengalami penurunan pada perolehan laba bersih. Bank juga masih mencatatkan penyaluran kredit yang positif hingga peningkatan dana pihak ketiga (DPK).

Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah mengungkapkan penyusutan laba ini adalah kewajaran di tengah wabah seperti sekarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita tahu di tengah wabah penyaluran kredit turun tajam, sementara di sisi lain bank harus tetap menjaga kualitas kredit agar tetap lancar, bank juga harus restrukturisasi dengan memberikan potongan bunga," kata Piter saat dihubungi detikcom, Rabu (19/8/2020).

Data Bank Indonesia (BI) menyebut penyaluran kredit pada Juni 2020 tercatat 1,49% masih rendah akibat dipengaruhi permintaan domestik yang lemah sejalan dengan kinerja korporasi yang tertekan dan kehati-hatian bank karena pandemi COVID-19 masih berlanjut.

ADVERTISEMENT

Dengan kondisi tersebut, penerimaan bunga kredit oleh bank sudah pasti turun. Kemudian diperburuk oleh merosotnya transaksi ekonomi di tengah wabah yang kemudian menyebabkan penurunan fee based income bank.

Walaupun laba bank BUMN ini turun, namun tetap masih mencatatkan laba. "Hal ini menunjukkan bahwa bank masih mampu bertahan di tengah wabah, jadi tidak perlu ada kekhawatiran yang berlebih terhadap perbankan," jelas dia. Menurutnya, bank tidak perlu memaksakan untuk menggenjot penyaluran kredit di tengah wabah, karena hal itu dapat meningkatkan risiko. Saat ini kredit at risk perbankan meningkat tinggi, walaupun rasio kredit bermasalah masih terjaga di bawah 5%.

Pengamat perbankan, Paul Sutaryono mengungkapkan bank pemerintah ini memang mau tidak mau harus melakukan revisi target dalam rencana bisnis bank (RBB) 2020. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan kondisi ekonomi nasional.

Buka halaman selanjutnya untuk tahu analisis lebih lanjut.

Bank juga perlu menata kembali semua strategi bisnis berbasis protokol kesehatan. Misalnya meningkatkan layanan berbasis IT untuk mengurangi tatap muka dan meningkatkan efisiensi.

"Jika perlu kantor cabang perlu dipangkas demi efisiensi. Tetapi tak berarti mengurangi pegawai," kata dia. Menurut Paul penempatan dana pemerintah di bank BUMN sudah mampu menggairahkan segmen UMKM yang saat ini menjadi basis ekonomi rakyat. Segmen ini membantu untuk menyuburkan ekonomi nasional, karena itu pemerintah harus segera menambah penempatan dana kembali.

Misalnya Bank Mandiri yang mencatatkan laba bersih Rp 10,29 triliun atau merosot 23,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 13,53 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar menyebut meskipun ada penurunan laba bersih, namun likuiditas perseroan masih berada dalam posisi yang aman untuk mendorong ekspansi.

"Fokus Bank Mandiri saat ini mendorong pertumbuhan dengan penyaluran kredit yang selektif, berkontribusi kredit PEN dan restrukturisasi debitur yang terdampak pandemi," kata Royke dalam konferensi pers virtual, Rabu (19/8/2020).

Bank Mandiri masih mencatatkan pertumbuhan kredit secara konsolidasi 4,38% menjadi Rp 871,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 835,1 triliun. Kemudian dana pihak ketiga (DPK) naik signifikan mencapai 15,82% menjadi Rp 976,6 triliun dengan dana murah 61,9%.

Kualitas kredit Bank Mandiri juga tertekan akibat pandemi, tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang naik menjadi 3,28% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 2,59%.

Selain Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga mencatatkan penurunan laba bersih. Semester I ini laba bersih BRI tercatat Rp 10,2 triliun merosot 36,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 16,16%.

Buka halaman selanjutnya>>>

Direktur Utama BRI Sunarso menyebut secara terang-terangan jika pandemi COVID-19 ini menekan kinerja perseroan. Apalagi BRI juga memberikan restrukturisasi kredit untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Sejak awal pandemi, kami telah fokus berupaya menyelamatkan dan membantu kebangkitan UMKM," ujar Sunarso.Penyaluran kredit BRI tercatat Rp 922,97 triliun tumbuh 5,32%. Dana pihak ketiga (DPK) BRI tercatat Rp 1.072,5 triliun tumbuh 13,49% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kemudian PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatatkan laba bersih menjadi Rp 768 miliar atau turun 40% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,3 triliun.

Direktur Utama BTN Pahala Mansyuri mengungkapkan dalam kondisi seperti ini BTN melakukan pemupukan pencadangan, likuiditas dan meningkatkan bisnis dengan kehati-hatian. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) BTN naik 107,9% dibandingkan sebelumnya yang hanya 37,87%. Penyaluran kredit BTN tercatat Rp 251,83 triliun tumbuh 0,32% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 251,04 triliun.

Kemudian Bank Negara indonesia (BNI) mencatat laba bersih Rp 4,46 triliun turun 41,54% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 7,63%. Direktur Layanan dan Jaringan BNI Adi Sulistyowati mengungkapkan pertumbuhan kredit yang selektif dan terukur dan disertai dengan penurunan beban bunga yang signigikan menghasilkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 1%.



Simak Video "Video Ramai Seruan Tarik Dana dari Bank BUMN, Ini Respons COO Danantara"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads