Sementara itu, ujar Olvy, saat ini lahan dan sumber daya manusia yang mengelah produk organik dalam negeri masih terbatas. Sertifikat organik Indonesia pun belum sepenuhnya diakui dunia.
"Namun kami terus mendorong peningkatan ekspor produk organik terutama untuk produk-produk andalan yang memang khas Indonesia, seperti vanila kita yang diakui dunia karena berbeda dengan vanila dari negara lain," katanya.
Khusus Jawa Barat, kata Olvy, peluang produk organik juga cukup besar seperti kopi, teh, dan beras. Bahkan kopi dan teh asal Jawa Barat sudah menembus pasar global. Petani beras di Tasikmalaya juga sudah ada yang menanam beras organik. Sedangkan untuk sayuran juga sudah banyak yang mengembangkan konsep organik.
Pelaku usaha juga diharapkan makin kreatif bisa mengolah produk turunan seperti salah satu pelaku usaha kopi dan teh dari Ciwidey yang mengolah produk tersebut jadi makanan cokelat serta produk kosmetik seperti masker. "Pertanian menjadi andalan Jawa Barat, karena itu produk-produk organik bisa dikembangkan," pungkasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak Video "Video: Mengolah Sampah Organik dengan Maggot Demi Mengurangi Beban TPA"
[Gambas:Video 20detik]
(yum/hns)