Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki empat jurus untuk membangkitkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Tujuannya agar ekonomi dan industri keuangan syariah memiliki peran besar dalam pemulihan ekonomi nasional.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan kondisi pandemi Corona menjadi momentum untuk mewujudkan ekonomi dan keuangan syariah nasional bangkit.
"OJK memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk terus mengembangkan keuangan syariah yang berdaya saing tinggi dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat luas," kata Wimboh dalam acara Forum Riset Ekonomi Keuangan Syariah (FREKS) secara virtual, Senin (21/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Empat jurus yang akan dilakukan OJK, dikatakan Wimboh yang pertama adalah pembangunan sektor ini harus didukung oleh sinergitas dan integrasi ekonomi keuangan syariah dalam satu ekosistem yang lengkap.
Baca juga: RI Butuh Terobosan buat Selamat dari Resesi |
"Untuk mengembangkan keuangan syariah diperlukan sinergi dan integritas antara sektor riil, keuangan komersial, dan keuangan sosial sehingga ketiga sektor tersebut dapat tumbuh bersama-sama dengan melibatkan secara aktif berbagai pemangku kepentingan yakni pelaku industri halal di antaranya ada makanan, fashion, kosmetik dan kesehatan, tourism, media, market place halal," jelasnya.
Di samping itu, kata Wimboh OJK juga akan melakukan pengembangan dan melibatkan adanya islamic social finance seperti zakat, infaq, shodaqoh, dan wakaf. Lalu melibatkan organisasi kemasyarakatan berbasis agama.
Jurus kedua, Wimboh menyebut penguatan kapasitas industri keuangan syariah. Dia menjelaskan industri keuangan syariah di Indonesia sudah banyak variasinya, namun belum memiliki lembaga yang besar dan bisa berkompetisi secara kuat.
"Kita harus membuat lembaga keuangan syariah yang sepadan," jelasnya.