PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mencatatkan laba bersih Rp 1,75 triliun selama 2020. Angka itu turun sekitar 32% dibanding tahun lalu akibat pelemahan ekonomi di tengah pandemi COVID-19.
Pandemi COVID-19 turut memberikan dampak bagi penyaluran kredit Bank BTPN. Pada akhir triwulan IV-2020 total kredit Bank BTPN turun 4% year on year (yoy) menjadi Rp 136,2 triliun. Meskipun segmen korporasi masih mencatat pertumbuhan sebesar 4% menjadi Rp 78,7 triliun (yoy).
"(Penurunan) terutama pada segmen mikro, small and medium enterprises (SME), komersial, pembiayaan konsumen dan Syariah. Perlambatan kredit juga disebabkan karena adanya pelemahan aktivitas bisnis dan repayment kredit yang lebih tinggi dibandingkan pemberian fasilitas kredit baru," kata Direktur Utama Bank BTPN, Ongki Wanadjati Dana dalam keterangan tertulis yang dikutip detikcom, Kamis (25/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga akhir Desember 2020 akumulasi total nilai kredit yang disetujui untuk mendapat restrukturisasi kredit adalah Rp 13,2 triliun atau sekitar 9,7% dari keseluruhan portofolio kredit konsolidasi.
"Kualitas kredit Bank BTPN terjaga baik, seperti tercermin dari gross NPL yang berada di level 1,21% pada akhir Desember 2020. Angka ini masih relatif rendah dibandingkan NPL industri perbankan yang pada akhir Desember 2020 tercatat sebesar 3,06%," tuturnya.
Untuk pemenuhan kebutuhan pembiayaan kredit, perseroan menghimpun pendanaan sejumlah Rp 145,5 triliun sampai dengan akhir Desember 2020. Total dana pihak ketiga meningkat sebesar 16% menjadi Rp 100,8 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Saldo CASA meningkat sebesar 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Upaya menghimpun dana pihak ketiga dilakukan sejalan dengan upaya menekan biaya dana seiring dengan tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Pertumbuhan dana pihak ketiga tidak lepas dari tingginya tingkat kepercayaan nasabah serta kuatnya fondasi bisnis Bank BTPN," jelasnya.
Rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dimana liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 281,70% sementara Net Stable Funding Ratio (NSFR) 115,14% pada posisi 31 Desember 2020. Bank BTPN mencatat pertumbuhan aset sebesar 1%, dari Rp 181,6 triliun menjadi Rp 183,2 triliun, dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 25,6%.
"Melemahnya sektor perekonomian akibat COVID-19 dan dampaknya terhadap debitur perbankan menyebabkan Bank BTPN perlu menyiapkan biaya pencadangan kredit sebesar Rp 2,8 triliun. Penurunan suku bunga dan restrukturisasi kredit berdampak pada penurunan pendapatan bunga bank," tandasnya.
Baca juga: Begini Kinerja Indosat di Tahun Pandemi |
Tonton juga Video: Hadirkan Fitur Pembayaran Nontunai, Jenius QR Ingin Geser OVO Cs?