Ustaz Yusuf Mansyur menyebut biaya di bank syariah masih mahal dibandingkan konvensional. Menurutnya, pembiayaan syariah seharusnya menyentuh masyarakat dan hal tersebut menjadi pekerjaan besar bagi para pemimpinnya.
Masalah pembiayaan bank syariah ini mulanya diungkap Yusuf Mansur melalui Instagramnya. Kemudian, diperjelas melalui keterangan tertulis yang ia sampaikan.
Lantas, benarkah pembiayaan bank syariah mahal?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS) dan Staf Pengajar FEUI Yusuf Wibisono mengatakan, hal tersebut sebenarnya bukanlah hal yang baru. Menurutnya, mahalnya pembiayaan bank syariah bukan hanya fenomena di Indonesia saja tapi merupakan fenomena global.
"Jadi ini otokritik yang sebenarnya sudah lama, nggak cuma Yusuf Mansur yang mengungkapkan, dan tidak pula cuma fenomena Indonesia sebenarnya, fenomena di global, bahwa ada tendensi memang keuangan syariah itu cenderung lebih mahal dibandingkan konvensional," katanya kepada detikcom, Rabu (19/5/2021).
Ada sejumlah penyebab. Dia menyebut, bank syariah cenderung kecil sehingga membuat cost of fund (biaya dana) nya mahal. Secara umum, cost of fund ialah biaya yang harus dibayar yang sumbernya dari pihak lain.
"Kecenderungannya memang perbankan syariah ini masih kecil jadi cost of fund memang mahal, karena skala usaha kecil, cost of fund mahal, apalagi ketika di awal dulu ekosistemnya belum terbentuk, belum punya instrumen penempatan dana, belum punya pasar uang antar bank yang efisien, dan seterusnya itu membuat memang perbankan syariah operasionalnya cenderung mahal," paparnya.
Kemudian, hal itu disebabkan sifat bank syariah yang harus patuh terhadap ketentuan syariah. Kepatuhan terhadap nilai syariah ini juga mengandung biaya. Ia menjelaskan, kepatuhan yang dimaksud seperti berkaitan dari sisi sumber daya manusia (SDM)
"Pertama tentu biaya di sisi SDM misalnya di perbankan syariah itu ada namanya dewan pengawas syariah, ini institusi atau organ yang di perbankan konvensional nggak ada, sedangkan perbankan syariah harus ada, wajib, ini kan beban pasti, beban biaya," ujarnya.
Ia mengaku tak mengikuti perkembangan biaya bank syariah. Tapi, ia punya pengalaman terkait tingginya pembiayaan bank syariah tersebut.
"Saya nggak ngikutin ya, tapi kira-kira ini perbandingan dulu agak lama pengalaman pribadi saja, saya pernah ngebandingin kredit mobil, itu bank syariah kisarannya 8-10% lah saya agak lupa. Bank konvensional itu cuma 5-6% nawarinnya. Itu juga masih yang belum terlalu gede. Kalau bank lebih gede lagi bisa 3-4% berani, jadi memang signifikan memang, bank syariah memang bank BUKU II, yang nawarin 3-4% bank BUKU IV," ungkapnya.