Bank Indonesia (BI) mencatat berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu kedua Juni 2021 diperkirakan terjadi deflasi 0,09%.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Juni 2021 secara tahun kalender sebesar 0,81% year to date dan secara tahunan 1,4%.
Dia menyebutkan penyumbang utama deflasi Juni 2021 sampai dengan minggu kedua yaitu komoditas daging ayam ras dan cabai merah masing-masing sebesar -0,09% month to month.
"Tarif angkutan antar kota -0,06% mtm, cabai rawit -0,04%, bawang merah -0,02%, kelapa, tomat dan daging sapi masing-masing 0,01%," kata dia dalam siaran pers Bank Indonesia, Jumat (11/6/2021).
Erwin menjelaskan sejumlah komoditas yang mengalami inflasi antara lain telur ayam ras sebesar 0,04%, emas perhiasan sebesar 0,03%, minyak goreng, sawi hijau, kacang panjang, nasi dengan lauk dan rokok kretek filter masing-masing 0,1%.
BI juga mencatat premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 73,52 bps per 10 Juni 2021 dari 75,21 bps per 4 Juni 2021.
Berdasarkan data transaksi 7-10 Juni 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp 10,54 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp 10,49 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 0,05 triliun. Kemudian dari data setelmen selama 2021, nonresiden beli neto Rp 14,65 triliun.
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
"Serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," ujar dia.
(kil/fdl)