Transfer antar bank saat ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Proses yang cepat dan bisa dilakukan dalam 24 jam membuat masyarakat mudah mengirimkan uang untuk berbagai keperluan.
Namun ada biaya yang harus dibayar yaitu sekitar Rp 6.500 per transfer jika beda bank. Saat ini banyak aplikasi yang bisa membuat transfer antar bank lebih murah bahkan gratis.
Misalnya aplikasi Flip, OY!, DANA, blu by digital BCA, sampai layanan e-wallet dan uang elektronik lainnya. Meskipun memang ada batasan untuk gratis pengiriman tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk Flip dan OY! misalnya, kedua aplikasi ini memanfaatkan fasilitas transfer bank yang sama. Jadi ketika pengguna ingin mengirimkan uang ke bank lain, pengguna harus mengirimkan uang ke rekening yang sama milik aplikasi tersebut baru setelah itu diteruskan.
Contohnya, Achmad ingin transfer dari BCA ke rekening Bank Mandiri melalui Flip dan OY!, maka Achmad harus melakukan transfer ke rekening BCA milik Flip/OY! baru kemudian konfirmasi dan uang sampai ke rekening penerima. Uang yang masuk ke rekening penerima ini diteruskan dari rekening Mandiri aplikasi.
Untuk menggunakan aplikasi ini, memang tidak bisa secepat transfer online antar bank melalui mobile banking, internet banking, atau mesin ATM. Ada beberapa waktu yang dibutuhkan. Namun biaya transfer gratis sehingga bisa membuat lebih hemat.
Kemudian untuk aplikasi e-wallet sampai uang elektronik. Seperti OVO, GoPay, DANA, dan beberapa aplikasi lainnya mereka memiliki biaya transfer ke bank lebih murah.
Kenapa biaya transfer bisa murah bahkan gratis? Cek halaman berikutnya.
Simak juga Video: Daftar 21 Bank dengan Biaya Transfer Cuma Rp 2.500
Bank Digital Tak Bidik Fee
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan hal ini karena aplikasi-aplikasi dan bank digital biasanya memang tidak membidik fee based income dari transaksi yang dilakukan.
"E-wallet dan bank digital masih mengutamakan engagement orang dulu. Makanya mereka lebih murah biayanya," kata Piter saat dihubungi detikcom, Selasa (8/2/2022).
Piter mengungkapkan istilahnya seperti promosi yang digunakan untuk menarik minat masyarakat menggunakan aplikasi mereka.
Sedangkan untuk di bank yang mengenakan biaya sekitar Rp 6.500 ini karena ada biaya investasi yang dikeluarkan. "Tapi bank mengenakan biaya juga karena mereka punya kesempatan, itu kan jadi keuntungan," jelas dia.
Piter menyebutkan, mungkin bagi nasabah angka Rp 6.500 tidak terlalu besar. Namun bagi bank jika angka tersebut dikalikan ribuan transaksi maka akan menjadi besar.
"Kalau e-wallet dan bank digital mereka tidak mengharapkan itu. Mereka cuma mengharapkan orang menggunakan e-wallet atau aplikasinya," jelas dia.
(kil/ara)