Aduh! Data Nasabah Diduga Bocor, Bank Raksasa Ini Buka Suara

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 21 Feb 2022 08:30 WIB
Credit Suisse/Foto: Reuters
Jakarta -

Bank terbesar kedua di Swiss, Credit Suisse memberi tanggapan terkait kebocoran data besar-besaran yang mengungkap kekayaan tersembunyi beberapa klien. Pihaknya membantah adanya kelalaian internal dalam hal ini.

"Hal-hal yang disajikan sebagian besar bersifat historis, dalam beberapa kasus sejak tahun 1940-an dan laporan tentang hal-hal ini didasarkan pada informasi parsial, tidak akurat, atau selektif yang diambil di luar konteks," katanya dalam pernyataan dikutip dari BBC, Senin (21/2/2022).

Sebelumnya terdapat data lebih dari 18.000 rekening bank yang menyimpan lebih dari US$ 100 miliar atau setara Rp 1.432 triliun (kurs Rp 14.325) dibocorkan ke surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung oleh seorang whistleblower. Ini termasuk akun pribadi hingga perusahaan yang dibuka sejak tahun 1940-an.

Hampir 50 organisasi media menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk meneliti data tersebut. Dalam penyelidikan ditemukan bukti rekening Credit Suisse telah digunakan oleh klien yang terlibat dalam kejahatan serius seperti pencucian uang atau perdagangan narkoba.

Dalam laporan yang diterbitkan oleh The Guardian dan New York Times, diklaim bahwa bank membuka atau mengelola rekening untuk klien berisiko tinggi, termasuk penjahat dan individu yang terlibat dalam perdagangan manusia.

Seperti diketahui, memegang akun perbankan Swiss tidak ilegal dan kebocoran juga dilaporkan berisi data klien yang tidak melakukan kesalahan. Data tersebut dibagikan kepada lebih dari 40 organisasi media di seluruh dunia oleh kelompok jurnalisme nirlaba, yakni proyek Pelaporan Kejahatan dan Korupsi Terorganisir.

Credit Suisse mengatakan telah meninjau sejumlah besar akun yang berpotensi terkait dengan masalah yang diangkat. Pihaknya sangat menyadari tanggung jawabnya kepada klien dan sistem keuangan secara keseluruhan untuk memastikan bahwa standar perilaku tertinggi ditegakkan.

"Tuduhan media ini tampaknya merupakan upaya bersama untuk mendiskreditkan tidak hanya bank tetapi pasar keuangan Swiss secara keseluruhan, yang telah mengalami perubahan signifikan selama beberapa tahun terakhir," tuturnya.




(aid/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork